Pages

10/30/2009

Sharing on The Spot

Komunitas Blogger Bekasi

10/28/2009

Sinema Romantis " Semur Jengkol Cinta Made In Belanda"


Cerita/Skenario: Majayus Irone

Sinopsis :

Cuma gara-gara semur jengkol penduduk suatu kampong heboh? Mau tahu, tentu bukan sembarang semur jengkol. Warung nasi uduk milik Mpok Jenong mendadak ramai pengunjung lantaran adik iparnya yang bernama Betty De Bosch gadis Blasteran Belanda datang dan tinggal dirumahnya. Betty yang semula alergi dengan bau jengkol mendadak ketagihan dan membuat menu baru sehingga rasa semur jengkol menjadi beda dan so delicious di lidah.

Bukan cuma itu sebenarnya, yang membuat banyak lelaki datang karena ingin mengencani Betty yang cantik bak boneka dan kulitnya putih mirip ubi lobak. Keruan saja Madun anak Jawara Kampung Legok kecantol, Jali anak Bandar kebo juga kesemsem, Bokir anak Bandar pisang juga kepincut, bahkan Majen si duda keren pengusaha gilingan padi kleyengan. Yang lebih tragis lagi, Ki Kasep si kakek bau tanah yang dikenal sebagai dukun pelet fallen in love puber kesepuluh. Mereka berlomba pasang aksi untuk menggaet hati Betty.
Tetapi sayang, Madun tidak dapat restu dari Baba Jiung dan Nyak Leha lantaran Madun sudah berjanji mau melanjutkan kuliah di Jakarta. Madun uring-uringan. Apalagi persaingan makin hebat. Majen menggunakan moge buatan Amrik yang masih indreyen buat menggaet Betty. Ki Kasep yang jago pellet mencoba menggunakan Ajian Jaran Goyang dan Semar Mesem. Tapi Madun tetap saja yang kepilih lantaran dibantuin sama khodam engkongnya yang bernama Mat Item yang memberinya Jimat Batu Combong.
Baba Jiung tetap saja kesal karena dia tidak mau kalo keturunan Kompeni Scot Haeine bedemenan sama Madun yang notabene anak buyut dari Si Pitung jawara tanah Betawi.
Cinta merekapun backstreet…..


CASTING CHARACTER :

MADUN ( Laki-laki, 19 Tahun ) lajang, lulusan SMA, ganteng, lugu, sok trendy dan modern meskipun norak, kebingungan memutuskan kuliah atau kawin dengan seorang gadis.

BETTY ( Perempuan, 18 tahun ) gadis keturunan Belanda, cantik , tinggi kulit putih, agak jutek namun baik hati sebenarnya.

JIUNG ( Laki-laki, 55 Tahun ) berbadan tegap, mantan jawara, agak kasar dan sembrono kalau bicara, selalu pakai gaya jawara, sangat benci dengan yang berasal dari luar negeri.
LEHA ( Perempuan 50 tahun ) cerewet dan cempreng, suka melawan, lucu dan tidak memihak, malas berfikir dan terima apa adanya.

JENONG ( Perempuan, 35 tahun ) bahenol, agak ganjen, ceplas-ceplos, matre dan maunya enak selalu, bernafsu menjodohkan Betty dengan Madun.

MAJEN ( Laki-laki, 30 tahun) ganteng, duda kaya, pamer harta dan sombong serta menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan cinta Betty.

JALI ( Laki-laki, 20 tahun ) agak kurus, tinggi, rambut culun, sedikit bloon, tapi jujur dan setia.

BOKIR ( Laki-laki, 20 Tahun) berbadan agak gendut, agak tulalit, jujur dan setia.

KI KASEP ( Laki-laki, 60 tahun ) seorang dukun, sangar, dingin dan ceriwis.

TINUL ( Perempuan, 45 tahun ) penakut tapi bawel, pencemburu.

MAT ITEM ( Laki-laki, 60 Tahun ) berwajah sederhana, kharismatik.


“ SEMUR JENGKOL CINTA MADE IN BELANDA “
Lagu Thema : Bang Madun
Cerita/ Skenario: Majayus Irone


Opening Scene

01. Ext. Pemandangan Desa. Siang Hari.
Pemain: Madun, Jali, Bokir

Establish. Pemandangan kesejukan sebuah desa dengan aneka pepohonan yang rimbun dan sinar matahari menembus rimbunnya pepohonan. Kemudian kamera fokus pada sebuah pos ronda dimana saat itu sedang duduk-duduk tiga orang lelaki. Pos ronda itu terbuat dari bilik papan sederhana, ada papan jadwal ronda dan sebuah kentongan berbentuk cabe tergantung. Madun sedang membaca koran, Jali sedang ngupil dan Bokir cabutin jenggot menggunakan dua uang logam gocapan. Kemudian Madun berdiri sambil pegang koran.

MADUN
Pusing gue mikirin nasib...

BOKIR
(Sambil tetap cabutin jenggot) Nasib lagian dipikirin terus, ...presiden aja mikir ada ngasonya, nah elu lagi mikirin nasib, bisa ubanan nih kepala kaya pala gue..

JALI
Lagian juga dari tadi lu bolak balik baca tuh koran, nyari apaan sih? Gosip tentang kasus terbunuhnya penyanyi Alda Risma yang bahenol itu atau pesta seksnya Maria Eva dan anggota DPR?

MADUN
(Tunjukin kolom kampus) Huss... Ini yang gue lagi baca

JALI/BOKIR
(Serempak) Jadi lu serius mau kuliah?

MADUN
Iya Li...betul Kir. Kayaknya gue kudu nerusin sekola. Lu tahukan, semua abang dan mpok gue cuman tamat SD, cuman gue aja yang karena lahir belakangan sampe tamat SMU.

JALI
Bagus itu Dun, gue salut sama pemikiran lu. Gue juga mau kalo punya modal. Kalo elu sih soal modal bukan masalah soalnya tanah baba lu lebar, la kalo gue...lu tahu dah sendiri...(putus asa)
BOKIR
Gue juga iri sama lu Dun, lu sih enak baba lu kaya dan lu bisa nerusin kuliah


MADUN
Iya juga sih...lagi pula gue punya impian kapan ya orang kampung kaya kita ini bisa jadi Sarjana? Bisa jadi dokter?

Jali dan Bokir saling pandang sambil garukin kepalanya.

BOKIR
Gue setuju rencana lu Dun, sebagai temen gue support, siapa tahu rencana lu tuh sukses dan lu bakalan jadi Sarjana pertama dikampung kita. Wah, pasti semua warga bangga,...dan ujung-ujungnya lu dengan mudah dapet gaet Salamah anaknya Pak Lurah Nasir. Bukan begitu?

MADUN
(Jeguk kepala Bokir) Dasar lu, pikirannya cewek melulu

BOKIR
Sorry men...Tapi petuah gue masuk akal juga kan? Kan gue tahu kalo lu udah lama naksir Salamah?

Madun tersenyum. Jali mengerling mata pada Bokir yang bengong. Bokir dan Jali kemudian memandangi Madun yang kesemsem sendirian.

Cut to

10/22/2009

SUPER MADUN ( FILM COMEDY ACTION)

Cerita/Skenario : Majayus Irone

”Madun (Pemuda, 22 Tahun) seorang lelaki kampung yang memiliki karakter unik. Dalam rutinitas keseharian dia merupakan pemuda yang lugu, naif bahkan cenderung terlihat bodoh dan lemah ketika sebagai mahasiswa atau menjadi guru ngaji menggantikan bapaknya. Disisi yang lain Madun dapat berubah menjadi pemuda yang memiliki kekuatan super supranatural manakala dia memiliki niat baik (sebagai password) membantu orang dalam menumpas setiap kejahatan. Dimana secara tiba-tiba dirinya mengejang bagai dialiri ribuan watt energi dan merubahnya dengan penampilan super hero(seperti rambut punk, otot kuat, tanpa kacamata minus dsb). Namun Madun juga memiliki kelemahan manakala dia lupa menjalankan ibadah shalat, maka kekuatan supranaturalnya tidak berfungsi. Dan Madun merahasiakan kekuatan itu dari orang lain”.

Episode 01
Dalam mimpi yang dialami Madun suatu malam. Sekelompok orang berseragam hitam mirip Ninja menghadang laju sebuah mobil sedan yang dikemudikan seorang sopir membawa seorang ahli telematika keluar dari laboratoriumnya di Jakarta. Sekelompok orang tersebut memaksa ahli kimia tsb menyerahkan tas yang dibawanya, tetapi lelaki tua itu menolak. Maka terjadilah saling tarik menarik dan perkelahian tidak seimbang. Sebentar saja sopir terjerembab dan jatuh pingsan, sedangkan Ahli Telematika berusaha melarikan diri. Sekelompok orang tersebut mengejar berusaha merampas tas meskipun lelaki tua tersebut tetap mempertahankannya. Seorang dari kelompok itu murka dan menembakan timah panas berulang-ulang ketubuh hingga lelaki itu tewas bersimbah darah. Sekelompok orang itu kemudian bergegas pergi sambil tertawa-tawa puas dengan tas hasil rampasannya. Madun terjaga dari tidur dan bergumam, ” Astagfirullahalaziim...aku mimpi buruk lagi, pertanda apa mimpi ini?”. Madun tidak menemukan jawabannya malam itu.

Malam kediaman Mister Orbeck (Pria, 45 Tahun) dia merasa senang atas laporan anak buah dan orang bayaran yang berhasil menjalankan misi merampas tas milik Ahli Kimia bahkan telah menghabiskan riwayat lelaki itu. Mister Orbeck masih mengincar beberapa nama ahli telekomunikasi dan Informatika yang menolak dimintanya untuk bergabung akan mengalami nasib seperti Ahli Telematika. Maka malam itupun mereka berpesta pora menikmati kemenangan.

Siang hari kediaman Madun. Lelaki itu baru saja keluar dari Mushala selesai mengajar mengaji para santri dan shalat Johor ketika Rizki (Pria, 22 tahun) dan Tania (Wanita, 20 Tahun ) datang sambil membawa koran pagi itu yang memuat kabar terbunuhnya Ahli Kimia bernama Doktor Danang Hendarto, seorang Ahli Telematika di Kampus tempat mereka kuliah. Berita tersebut membuat Madun terdiam dan berfikir serius apakah ada hubungan antara mimpinya tadi malam dengan kematian Doktor Danang? Madun berusaha menyimpan misteri mimpi tersebut dan mengajak kedua temannya untuk menunggunya berganti pakaian, sementara ditemani Enyak Marni (Wanita, 45 Tahun). Kemudian mereka pergi kuliah.

Diruang kerja seorang professor memberikan penjelasan kepada Madun Cs perihal terjadinya kasus penculikan dan pembunuhan terhadap para ahli yang dilakukan oleh sekelompok bromocorah yang ingin menguasai telekomunikasi global sebagai media kejahatan mereka. Namun sayangnya hingga saat itu pihak berwajib/kepolisian belum berhasil mengendus pelaku dan jenis operandi jaringan mereka.

Di Wartel/Warnet milik Gojali (Pria, 25 Tahun) seorang sahabat Madun Cs mencari informasi. Jali ceritakan belakangan warnet dan wartelnya mengalami berbagai gangguan berupa munculnya berbagai virus dan ancaman terror. Madun semakin bingung gerangan apa yang akan terjadi pada masyarakat. Dalam hati Madun bertekad akan menyelidiki kasus itu dengan caranya sendiri.

Enyak Marni memberi nasehat agar Madun jangan melibatkan diri dalam urusan orang lain. Justru Madun diminta lebih baik mengurusi murid-muridnya dipengajian mushala dekat rumah, menggantikan posisi Ustadz H. Jaelani (Pria, 50 Tahun), ketika babe ada panggilan ceramah ditempat lain.. Madun menyetujui saran Enyak Marni, meskipun diam-diam dia berusaha mencari tahu lewat komputer butut yang ada dikamar tidurnya. Hingga suatu malam Madun menemukan sebuah situs aneh yang memberikan ancaman serius : ”KEPADA SEMUA PENGGUNA KOMPUTER HARUS TUNDUK DAN PATUH PADA ATURAN KAMI ATAU SECARA OTOMATIS SELURUH JARINGAN KOMPUTER DAN TELEPON AKAN MELEDAK!”

Madun terhenyak hebat dan bingung mencari solusinya....

Ancaman itu ternyata benar, komputer yang ada dikamar meledak hebat dan membuat seluruh isi kamar porak poranda termasuk Madun. Madun babak belur, hal ini membuat Enyak Marni kerepotan. Madun dirawat untuk beberapa waktu.

Ketika sehat Madun melanjutkan kembali rutinitas seperti mengajar mengaji, kuliah, pergi keperpustakaan, bahkan refreshing ke Mall. Hingga suatu ketika Madun melihat Florencia (Wanita, 20 Tahun) bertengkar dengan Tom (Pemuda, 25 Tahun) yang berusaha lari dari mobil dan bersembunyi dibelakang Madun. Keruan saja Madun jadi sasaran Tom dan beberapa pengikutnya menghajar Madun. Madun babak belur.

Hingga suatu malam setelah selesai shalat tahajud, ketika Madun mulai tertidur dia didatangi sejenis mahluk berbentuk hologram putih. Mahluk itu mengaku bernama Kiyai Halimun – seorang ulama sakti yang akan memberinya bantuan karena melihat nasib yang selalu dialami Madun dan ketaatannya pada ibadah. Madun tidak percaya dan terbangun cepat. Mahluk hologram itu mengulurkan tangan menyentuh kepala Madun sepertinya dia menurunkan sebuah kesaktian luar biasa. Setelah itu mahluk hologram raib entah kemana. Madun berusaha mencari-cari diseluruh penjuru kamar. Madun bergumam, ”Apakah mungkin mahluk tadi adalah malaikat utusan Allah yang datang dan ingin menolongku? Atau itu hanya halusinasiku belaka...?” Madun segera melupakan kejadian malam itu.

Hingga suatu siang ketika Madun keluar dari Wartel milik Gojali, ada seorang ibu berteriak minta tolong karena tasnya dijambret. Dengan spontan Madun merasa terpanggil untuk membantu, ”seharusnya aku membantu perempuan itu, tapi apakah aku mampu melawan preman berpisau tersebut...?” belum lagi Madun selesai bicara tiba-tiba dia merasakan sekujur tubuhnya mengejang hebat bersamaan dengan keluarnya cahaya kebiruan berpendar. Dalam sekejap Madun berubah menjadi manusia super hero dan berhasil menghajar pencopet tersebut. Sekejap itu pula Madun kembali seperti semula.

Sebenarnya apakah yang terjadi pada diri Madun...? Dan Madun siap membantu siapa saja yang butuh pertolongannya!

FREEZE




Casting characters:


MADUN (Pria, 22 Tahun) lelaki tampan, sangat lugu, naif, baik hati, taat beribadah, namun cenderung terkesan tolol. Suatu ketika Madun dapat tampil dengan karakter lain: kuat, cerdas, trendy dan kharismatik

TANIA (Wanita, 20 Tahun) sahabat Madun, cantik, cerdas, pandai bergaul dan keibuan

MISTER ORBECK (Pria, 45 Tahun) tinggi tegap, keras hati, bengis dan kejam serta ambisius ingin menguasai dunia dan gemar membuat kekacauan

FLORENCIA (Wanita, 20 Tahun) anak Mr. Orbeck, cantik, pintar, agak culas, suka glamour, dan narsis

SANGAJI (Bocah lelaki, 10 Tahun) Keponakan Tania, sangat cerdas, punya kekuatan super, dan suka menolong teman-temannya dari gangguan orang jahat.

RIZKI (Pria, 21 Tahun) sahabat Madun, tegap, sederhana namun sedikit sembrono

HAJI JAELANI (Pria, 50 Tahun) ayahnya Madun, guru ngaji, kharismatik, sederhana dan bijaksana

ENYAK MARNI (Wanita, 45 Tahun) Ibunya Madun, sederhana, sedikit cerewet

TOM (Pria, 25 Tahun) tegap, berwatak kasar, arogan dan egois

GOZALI (Pria, 25 Tahun) sahabat Madun, agak gemuk, sedikit bloon, norak dan lucu.

10/21/2009

MENEMBUS IMAJINER BEKASI DALAM PERSPEKTIF GLOBAL

Suara musik Topeng Nyimeh dari Kampung Buwek atau Topeng Nomir dari Bantar Gebang mengusik telinga di sekitar tahun tujuh puluhan menjadi satu hiburan dan tontonan masyarakat ketika melangsungkan hajatan atau mengkhitan anak lelaki mereka, atau juga pemutaran film layar tancep Tongjin yang sangat booming dikala itu. Sedangkan bagi kaum tua lebih suka nonton pagelaran wayang golek Cecep Supriyadi dari Karawang atau wayang kulit Nemit bahkan kliningan musik tradisional sejenis jaipongan. Ketika hampir semua pelosok kampung gelap gulita karena belum ditingkahi listrik hanya lampu blander - teplok disetiap pojok rumah dan obor- colen atau pelita dari botol obat gosok digantung disepanjang jalan kampung sebagai penerang atau petromak bagi keluarga mampu. Bahkan ketika terang bulan purnama muncul mengundang anak-anak keluar rumah untuk bermain inggo umpet, santang, bermain dampu atau gobak sodor. Sementara itu kaum perempuan asyik menggeluti menganyam tikar pandan dari awal rajutan hingga ujung mengukur jejak malam dan para bapak asyik kongko sambil menyeruput kopi pahit ditemani singkong rebus yang ngepruy. Nuansa keheningan amat sangat terasa dan seolah hidup itu begitu sederhana, tentram, tiada kebisingan, bersahaja dan penuh silaturahim. Suara jangkrik yang merdu, suara tonggeret yang serempak, koplakan pengusir burung peking emprit di sawah, atau suara bebek di halau di petakan sawah yang luas,..puluhan tahun silam.

Sekarang ketika era otonomi dan pembangunan, atau sebelumnya dimana buldoser, truk tronton, paku bumi, semen, batu , pasir dan batako meninggalkan jejaknya dibumi menandakan peradaban baru mulai lahir. Modernisasi dan kemajuan menyeruak hebat keseluruh pelosok dusun tidak terkecuali wilayah Bekasi yang luas. Bekasi berubah total. Bekasi menjelma jadi sebuah wilayah industri jasa, perdagangan, pemukiman dan penyangga ibukota Jakarta yang lebih dulu bersolek mempercantik diri seperti para selebriti, menjadikan dirinya impian, buruan harap, tempat penaklukan dan melarungkan angan banyak anak kampung dari pelosok tanah air. Jakarta dan Bekasi layaknya kakak beradik yang begitu dekat berdampingan pun dalam berbagai perubahan. Bekasi berubah, sangat banyak berubah. Dan memang tidak ada satupun yang abadi dipermukaan bumi ini, semuanya berubah, hanya perubahan itu sendiri yang abadi. Kemudian dari perubahan-perubahan itu banyak meninggalkan ekses positif dan negative bagi penduduknya. Bagi masyarakat Bekasi perubahan sudah begitu luas merubah berbagai dimensi kehidupan mulai dari infrstruktur hingga suprastruktur bahkan menyentuh juga dimensi spiritual dan dimensi sosial, yang jika ditinjau daris segi psikologis diketahui bahwa masyarakat Bekasi sudah mengalami kemajuan dalam dimensi kehidupan dalam arti luas. Tetapi sisi negative dari perubahan pun tidak dapat kita elakkan karena mereka berjalan integral, positif dan negative. Sekedar mengingatkan ada sebait puisi yang berjudul “Pesan Almamater Pada Semesta” yang diantara kalimatnya berbunyi:

….

kini tahukah kau, pagi ini Mater berlinang air mata?

Melihat pohon-pohon meranggas mati

Melihat rumahkaca-rumahkaca berdiri

Melihat hutan-hutan dilanda gergaji

Melihat sawah-sawah melahirkan bayi

Melihat sungai-sungai bercampur ragi

Melihat udara air mandi polusi

Dan melihat kau bertangan besi-kehilangan hati

Mengapa? Mengapa semesta kau biarkan lena?

Kau tukar dengan modern fana

Tidakkah? Tidakkah kau takut pada sinar agung mengancam

Bersama magnet rembulan mengangkat laut

Coba, coba kau baca kengerian ini

Betapa dekat-teramat dekat-mencegat!

Ya, perubahan sudah hampir berhasil menyelesaikan misinya. Bekasi mulai bersolek dan terus dibenahi mulai dari kepemimpinan Abdul Fattah hingga H. Mochtar Muhammad. Perubahan-perubahan secara signifikan terus bergulir melanda Bekasi yang luasnya tidak lebih dari 210,49 kilometerpersegi, 8 kecamatan dan 52 kelurahan/desa yang secara geografis berbatasan dengan Kabuapetn Bekasi dibagian utara, Kabupaten Bogor diselatan, DKI Jakarta disebelah barat dan Kabupaten Bekasi disebelah timur yang terletak antara 106 derajat bujur timur dan 6 - 7 derajat lintang selatan serta dengan kepadatan penduduk sekitar 9.178 jiwa per kilometer persegi atau secara akumulatif mendekati 2 juta jiwa. Bekasi bangkit dan membengkak menjadi kota yang luar biasa. The big city, the giant was born. It is Bekasi. Dimana untuk membentuk Bekasi yang paripurna dilakukan banyak perubahan fisik yang tentu saja disinergikan berdasarkan aturan pemda serta tatakota yang baik, bersumber pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi dengan pola penggunaan lahan rasio 51,09% lahan terbangun dan 48,91 lahan tidak terbangun atau berdasarkan rencana pemanfaatan lahan tahun 2000 sd. 2010 lahan terbangun mencapai 77,10% dan lahan tidak terbangun 22,90% meskipun tentu saja banyak juga pejabat nakal, kontraktor zalim atau pun developer culas yang seenak perutnya membabat hampir semua perkebunan, persawahan, tanah kosong, situs tradisional, cagar budaya hingga berbagai kultur yang dibuatnya menjadi luntur dengan dampak yang sangat luas bagi pengetahuan generasi selanjutnya. Sekarang anak-anak usia sekolah dasar di Bekasi kebingungan untuk mengenal seperti apakah bentuknya pohon beras (sebutan untuk pohon padi), mereka tidak lagi bisa melihat, mengenal bahkan membayangkan sekalipun bentuknya buah gewok, lobi-lobi, rukem dan jamblang. Bahkan buah kecapi dan rambutan yang dahulu menjadi primadona masyarakat Bekasi nyaris punah akibat direlokasi oleh penggusuran areal permukiman penduduk. Bahkan Kampung Pedurenan – Jatiluhur - Jatiasih yang kesohor karena durenya kini tinggal cerita, karena saat ini sulit ditemukan pohon duren diseantero luas kampung tersebut. Kemana harus kucari kecapi sekarang? Seperti apa rasa lezatnya buah duren Pedurenan? Barangkali itu suara risau galau anak-anak Bekasi yang kehilangan memori peninggalan leluhurnya.

Tetapi kemajuan dan hasilnya sudah menggenapi kehidupan kita sekarang. Ketika semuanya serba mudah, transportasi baik, pusat belanja dan mall berdiri megah, tempat-tempat hiburan menjamur, penerangan lampu yang gemerlap, fasilitas komunikasi yang nonstop, semua on line, serta kemudahan untuk sekolah bahkan dicanangkan gratis pendidikan dasar dan menengah oleh Pemkot Bekasi adalah sebuah kemajuan yang signifikan. Terima kasih untuk fasilitas tersebut. Meskipun disisi lainnya kita kehilangan warna-warni rangginang dijemur di atas genteng rumah penduduk ketika menjelang lebaran, suara gedebuk ibu-ibu menumbuk padi, memukul pane menumbuk uli dengan alu atau gerah bermandi keringat mengaduk dodol, kue geplak dan beraneka penganan tradisonal. Kini tergantikan dengan hot dog, burger, fizza, coklat yang dengan mudah dapat ditemui dihampir setiap pusat perbelanjaan. Kemajuan yang signifikan. Sebuah peradaban fenomenal. Sebuah tanda mata era global, yang jika dicermati benar apa yang dikatakan oleh Kenichi Ohmae, “globalisasi telah membuat dunia seolah tanpa sekat batas antara pasar dunia dan domestik, antara lokal dan regional, antara daerah kaya sumber daya alam dengan daerah miskin...” . Kini warna-warni itu digantikan dengan bleching hair hampir sebagian gadis perkotaan.

Bekasi,...melihatmu bukan lagi dalam mimpi. Bekasi is real. Bekasi is true. It is my city. Kota Bekasi dengan berbagai dimensi kelebihan serta kekurangannya memang sudah seharusnya ditatakelola dengan arif dan bijaksana. Pemerintah Kota Bekasi, DPRD, Tokoh Masyarakat, Kaum Muda, Para Intelektual, Budayawan dan Masyarakat harus urun rembug dalam mengengembangkan dan membangun wilayah. Karena partisipasi setiap elemen masyarakat, grass root, under stream, stakeholder, dan apapun sebutan untuk yang lainnya sangat dibutuhkan saat ini. Bekasi sekarang tidaklah serumit Bekasi tiga puluh tahun silam. Bekasi sudah menjelma menjadi kota besar, megapolitan Jabodetabek. Dimana kebijakan untuk mewujudkan itu tengah digodok oleh berbagai pihak terkait. Bahkan dalam salah satu sambutannya dalam Launching Kanal Blogger Bekasi.Com (17 Oktober 2009), Walikota Bekasi Mochtar Muhammad menegaskan bahwa perbaikan akan dilakukan dalam berbagai sektor, seperti misalnya membuat jalan akses Kalimalang untuk lajur kiri dan kanan dalam mengurangi kemacetan lalu lintasnya.

Bekasi,...seperti melihat sebuah planet baru dengan gedung-gedung yang semakin banyak dan meninggi, jalan utama yang lebar, petugas polantas yang sigap, aparatur pemda yang cakap dan ramah dalam melayani warga, memberikan rasa nyaman, aman dan betah bagi siapapun untuk sekedar singgah ataupun settle disana. Pusat-pusat bisnis jasa, perdagangan, industri, pasar tradisional, sarana pendidikan, dimana puluhan kampus mulai berdiri dan operasional di sana menandakan Bekasi telah mengalami kemajuan secara intelektual. Bahkan yang lebih mencengangkan, konon, Pemda dan DPRD tengah bergiat mewujudkan Universitas Negeri Bekasi (UNB), bagaimana khabarmu? dan kemauan untuk membenahi diri, memperbaiki taraf hidup, perekonomian, UMR, pajak dan fiskal memungkinkan kota Bekasi berhasil dalam menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pada gilirannya nanti digunakan untuk memperbaiki dan melengkapi berbagai fasos dan fasum warga. Geliat Otonomi Daerah semakin nyata.

Masyarakat merasakan, berfikir positif, memberikan respon dan masukan serta ikut bergiat dalam berbagai derap pembangunan adalah cara terbaik dalam membangun. Rasanya tidak berlebih jika Laskar Patriot dengan kinerja satu orang satu pohon ditanam dalam lingkungan rumah, jalan-jalan, taman kompleks, taman kota, atau dilahan tidur dan kosong agar beberapa tahun kedepan dapat kita saksikan lagi Bekasi yang rimbun, Bekasi yang hijau, Bekasi yang sejuk, Bekasi yang natural, Bekasi yang elegan,...dengan hutan kota menyejukan paru-paru kita!

Bekasi adalah punya kita, Bekasi adalah milik kita, kita semua yang bertanggung jawab untuk menjaganya, melestarikannya, mempersoleknya dengan budaya, adat istiadat, ilmu pengetahuan, peradaban,...meskipun dengan nuansa modern dan heterogen. BravoBekasi, I Love U Full !!

10/13/2009

ENJOY AND RILEXS



Enjoy and relax di atas stupa Candi Borobudur yang menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia membuat rasa kagum yang luar biasa atas maha karya nenek moyang kita sekaligus menanamkan kekaguman yang tiada tara. Udara Jogyakarta yang fresh dan sejuk membuat betah siapapun tidak terkecuali para turis asing. Oleh karena itu, kita sebagai pewaris kekayaan budaya harus pandai menjaga, merawat serta melestarikan agar kejayaannya kelak dapat dinikmati oleh anak cucu – cicit – buyut – negeri tercinta.

Pantai Parangteritis nan indah dengan ombak yang menari gemulai membuat sejuk mata memandang menjadi latar yang maha luas nan elok. Agak mejeng bersama teman-teman, Om Fajar, Om Deden dan Mas Budy terlihat cukup fotogenik. Dengan mengenakan t-shirt berwarna biru bertuliskan “ Jogya Kaya” membuktikan bahwa kota yang mendapat julukan sebagai “Kota Gudeg” memang benar adanya, kaya budayanya, kaya tatakramanya, kaya kreatifitasnya dan kaya nuansa kesederhanaannya. Pokoke top tenan!


Dan yang ini adalah ketika kami ( Aku dan Mas Rudi Hartono ) mendarat di Bandara International I Gusti Ngurah Rai dalam perjalanan berlibur ke Bali. Menikmati keindahan dan eksotisnya nuansa Bali dengan berbagai tourism resort areas yang membuat para turis lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Perjalanan panjang yang membuat urat-urat lebih kendor dari jeratan rutinitas kerja di Jakarta yang pressurenya minta ampun, belum lagi kemacetannya. Disini, lebih santai, rilek, dan bercanda gurau dengan teman lain yang jumlahnya lumayan banyak. Berbagai kegiatan kami lakukan, visiting some tourism places, traveling and shopping dan tidak lupa eyes catching. Bahkan yang lebih seru lagi main air di pantai Kuta dan Pantai Sanur yang kesohor banyak “sumur”. Pantai indah di Bali benar-benar telah menjadi surga dunia bagi turis asing untuk berjemur agar kulitnya lebih hitam supaya terlihat lebih seksi. Dan jangan lupa beli ole-ole di Pasar Tradisional Sukawati, Jogger Jelek yang trade mark-nya terkenal, outlatenya rada sempit dan pembeli harus antre panjang banget – tetapi harganya nggak jauh beda dengan Jakarta dan bisa dibayar pakai rupiah, atau souvenir khas Bedugul berupa “ senjata kaum lelaki” dengan berbagai ukuran dan bentuk…ih…porno banget deh, tapi itulah estetika, tergantung dari sudut pandang mana kita menilainya. Indahnya Bukit Kintamani, Tanah lot atau suasana Hard Rock Café yang ramai banget terutama menjelang malam hari dengan suguhan tarian syur..syur, atau mau melihat bekas bom Bali di Paddys Café sekedar mengenang kebiadaban para teroris.


( Dari kiri ke kanan: Mr. Kamaludin, Mr. Deden, Mr. Rudi, Mr. Taryono, Aku dan si Cantik Miss Eka ). Dan kalau ingin bersantai dengan nuansa religi dapat mengunjung berbagai pure. Bagi anda yang mampu berbahasa asing – terutama bahasa Inggris boleh deh coba-coba ngobrol dengan bule. Pada kesempatan itu aku dapat teman baru Brian seorang mahasiswa dari Irlandia yang kebetulan long vacation di Bali. Seru juga kami ngobrol dan berbagi cerita tentang budaya dan karakter orang timur dan eropa.

Sedangkan untuk yang senang binatang bisa berpetualang dihutan penuh kera yang bernama Sangeh atau kepenangkaran penyu raksasa di Tanjung Benoa dengan cara menyewa boat atau naik banana boat, seru juga tuh bagi yang senang main air atau mau mandi gratisan. Namun kalo mau cari jajanan keliling agak susah, apalagi mau cari masjid jumlahnya terbatas dan agak sulit ditemukan. Namun apapun rintangannya kalau untuk refreshing tidak ada yang mustahil. Silahkan dicoba berlibur…!

10/08/2009

KONSEP FILM HOROR

KONSEP FILM HOROR : “ R E U N I “
Cerita : Majayus Irone

Garis Besar Cerita

Setelah hampir 7 tahun tidak bertemu, keenam sahabat semasa SMA itu bertemu kembali dalam sebuah reuni yang mereka rencanakan bertempat disebuah Villa di Kawasan Puncak. Mereka adalah; Sandy (25), Yonif (24), Florence (23), Gumay (24), Eko (24) dan Sandra (24) – si pemilik rencana reuni tersebut.

Melalui buku kenangan SMA - Sandra berhasil menghubungi teman lamanya satu persatu hingga akhirnya membuat kesepakatan untuk bertemu di villa milik keluarga Sandra dan mereka sudah tahu benar lokasi tsb.

Sejak awal kedatangan Sandra sudah mengatur penyambutan dengan cara yang cukup unik dan mencekam, maklum villa tsb milik keluarga Sandra sendiri sehingga Sandra dapat berbuat apapun ditempat itu. Sandy, Yonif, Gumay datang lebih awal dalam satu mobil. Mereka sengaja menyambut kedatangan Florence dengan membuat surprise, berupa permainan rumah hantu yang membuat Florence hampir mati berdiri, yang ternyata hari itu bertepatan dengan ulang tahun Florence. Kini mereka tinggal menunggu kedatangan Eko yang jika ditelpon selalu bernada sibuk.

Namun dibalik rencana temu kangen dalam reuni tersebut, Sandra mengatur rencana jahat untuk membalas dendam sakit hatinya karena merasa dikhianati teman-temannya ketika SMA dulu. Apalagi kini Sandra diketahui sebagai korban penganut ilmu sesat pesugihan Gunung kemukus yang sedang memperkaya diri dengan jalan harus menyediakan tumbal.

Flashback : Semasa SMA mereka bersepakat untuk tidak menjalin cinta dengan lawan jenis demi kelanggengan persahabatan, karena mereka yakini kehadiran orang baru (pacar) akan menghancurkan persahabatan mereka. Kesepakatan itu mereka lakukan di villa ini dengan menggores masing-masing lengan mereka menggunakan silet sehingga mengeluarkan tetesan darah dan diletakan pada wadah berbentuk bintang segi enam yang menyerupai simbol mistik. Rupanya kelima sahabat Sandra berkhianat dibelakang dan melanggar janji tsb serta meninggalkan Sandra yang ketika itu menderita penyakit aneh - yang menurut orang sakti - Sandra menjadi tumbal korban pesugihan keluarganya yang bersekutu dengan Mahluk Penunggu Gunung Kemukus.

Kini saat yang ditunggu dan dinanti Sandra hampir tujuh tahun tiba. Satu persatu sahabat lamanya itu datang memenuhi undangan reuni tersebut. Hingga pada suatu malam menjelang purnama ketujuh ( menurut kalender jawa kuno) Sandra melakukan misscall pada Sandy memintanya untuk datang sendiri pada suatu tempat dalam villa tsb. Sandy yang tanpa curiga memenuhi undangan tsb dan berfikir pasti ada sesuatu yang sangat pribadi ingin Sandra bicarakan hanya dengan dirinya.

Sandy bertemu Sandra pada sebuah ruang bawah tanah yang sangat pengap hanya diterangi lampu temaram, kecurigaannya muncul tetapi rasa ingin tahunya begitu besar tentang apa gerangan maksud Sandra mengundangnya untuk datang ke tempat itu. Di ruangan itu berpendar puluhan lilin menyala dibuat melingkar dan Sandra berada dalam lingkaran itu menggunakan pakaian tidur yang transparan sambil memanggil Sandy dengan nada merayu menggoda. ” Sandy...aku tahu sudah sejak lama sebenarnya kamu suka denganku kan? Jangan bohongi kata hatimu Sandy? Sekarang kamu bisa dapatkan apa yang kamu mimpikan itu,...yaitu dirku..tubuhku..ayolah Sandy mendekat padaku..”
Sandy bagai terhipnotis tidak mampu menolak dan kehilangan kesadarannya, dimatanya kini dia melihat Sandra begitu cantik dan menggairahkan, padahal yang kita lihat sebenarnya Sandra begitu menjijikkan. Dan...dalam pergumulan itu Sandy ditikam oleh sandra dengan sebilah tombak hingga tembus dadanya. Sandra terlihat puas melakukan itu, meskipun selanjutnya ketika dia tersadar merasa depresi dan ketakutan pada kejadian yang terjadi diluar alur pikirannya sendiri.

Waktu terus berlanjut, rekan-rekan nya merasa aneh saja melihat Sandy yang tidak muncul juga hingga sarapan pagi. Apalagi pagi itu mereka berencana jogging keluar villa. Sandra yang sedang ada di pinggir kolam mengatakan bahwa Sandy sudah kembali ke Jakarta pagi-pagi sekali karena ada tugas mendadak dari kantornya. Sandra juga berharap teman-temannya untuk tidak memikirkan Sandy, meskipun beberapa kali mereka coba telpon selularnya tidak terjawab.

Berikutnya, malam itu Yonif dan Gumay pamitan pergi ke supermarket diluar villa membeli baterry kamera yang lowbatt. Sandra juga memesan minta dibelikan bunga tujuh macam untuk keperluannya. Maka kesempatan tsb dimanfaatkan oleh Sandra untuk memperdaya Florence. Mereka lakukan sebuah permainan dengan meminta Florence bersedia diikat tangannya pada kerangka pintu. Entah apa yang ada dalam pikiran Sandra tidak dapat diterka oleh Florence yang seolah bagai kehilangan ingatan menurut saja. ” Dasar kamu bodoh Florence...kali ini kamu tidak mungkin lari dariku,...aku tahu kamu seolah berlaku baik denganku selama ini, tetapi dibelakangku...kamu begitu jahat, pendusta..munafik...kamu biarkan aku terkurung karena kutukankku dan kau mencari kekasih dan khianati janji kita? Sekarang aku tagih janji itu...mengiris kembali lenganmmu yang mulus....” Sandra terus mengumpat, memaki kepada Florence yang berusaha meronta, melawan dan berlari untuk menghindar dari perlakuan Sandra yang ingin mengulitinya hidup-hidup. Hingga pada suatu ruangan Florence terjebak dan melihat tubuh kaku Sandy yang tanpa nyawa....

Yonif dan Gumay datang agak malam dengan kondisi villa yang sepi namun tidak terkunci. Mereka berusaha memanggil tetapi tidak ada sahutan Florence maupun Sandra. Akhirnya Yonif punya inisiatif untuk mendatangi kamar Sandra dan Florence, sedangkan Gumay pergi menuju kamar sekaligus kebelet ke toilet.

Akhirnya Yonif dapatkan Sandra sedang bersandar manis di atas tempat tidurnya, yang segera menggilnya dengan halus, ” Masuk aja Yon....” ’Sorry, gue nggak sengaja masuk” Yonif malu hati. Tetapi sandra terus mendesaknya untuk masuk, ” Sekalian tutup aja pintunya...sini dekat aku, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan sama kamu, dan sttt...Gumay nggak perlu tahu...”

Sandra ceritakan bahwa dirinya menyukai Yonif sejak SMA dulu, sejak pertama kali mereka bertemu di sekolah. Diingatkan kembali masa di SMA dulu ketika mereka berduaan di atas motor pulang dari sekolah dan terjebak hujan, akhirnya mereka berteduh di sebuah terowongan dan mereka bercumbu sejenak sebelum akhirnya, orang suruhan papanya Sandra meminta dengan paksa Sandra untuk pulang. Yonif tergugah kenangan masa itu dan kini seolah dibangkitkan kembali. Malam ini, di sebuah kamar hanya mereka berdua. Dua mahluk berlainan jenis yang dulu pernah mengikat tali cinta. Oh....Yonif bagai disengatkan pada kenangan manis yang sulit dilupakan meskipun begitu menyakitkan...Sandra meminta Yonif untuk lebih mendekat, memeluknya, membuatnya tak berdaya seperti dulu, sesaat saja – karena berikutnya Sandra bagai mahluk tanpa perasaan berusaha mencekik leher Yonif. Terjadilah pergumulan seru di atas tempat tidur – bukan lagi bermesraan – tetapi mempertahankan nyawa dan yang lain ingin menghabisinya. Sandra dengan kekuatan luar biasa berhasil menghempaskan tubuh Yonif hingga membentur sisi ranjang dengan kepala bocor. Yonif kelimpungan dan berusaha keluar, Sandra terus mengejar dengan sebilah pisau terhunus....

Gumay datangi Sandra dan ingin serahkan pesanan bunga tujuh rupa yang dibelinya di super market. Sandra sedang berada di sisi kolam malam itu. Dia tersenyum menyambut kedatangan Gumay yang kemudian tanyakan kemana Florence dan Yonif. ” Mereka ada di atas kok, tadi aku lihat sedang main game, aku takut mengganggu mereka, makanya aku keluar aja dan disini menunggu kamu Gum..”. Gumay serahkan bunga kepada Sandra yang menerimannya dan kemudian taburkan bunga itu ke dalam kolam. ” Buat apa bunga-bunga itu San..? Mau mandi kembang ya...? Kayak putri keraton aja...” kelakar Gumay. Sandra tersenyum menggoda sambil terus taburkan bunga keseluruh luasnya kolam. ” Aku selalu lakukan ini setiap kali malam purnama...kata orang malam purnama itu saat yang paling tepat untuk meminta berbagai permohonan, soal apa saja,..soal jodoh..percintaan, bahkan soal nasib dan kematian..” Sekonyong- konyong Sandra tanggalkan satu demi satu pakaian yang melekat ditubuh halusnya membuat adrenalin Gumay memuncak. Lalu dengan halus Sandra masuk dalam kolam itu dan bermain air basahi wajah, rambut dan tubuhnya. ” Ayo,..Gumay...sini temani aku mandi, nggak dingin kok, malah hangat. Udara dingin puncak pada malam hari harus dilawan, dengan mandi diair kolam yang dingin, tubuh kita menjadi hangat kok, lihat saja aku...aku nggak merasa kedinginan kok..ayo dong..Gum..apa kamu tega lihat aku mandi sendirian...?” rayuan kata-kata halus yang keluar dari mulut Sandra membius birahi Gumay yang secara perlahan melepas pakaiannya dan byuurr...terjun ke dalam kolam. Mereka berpelukkan erat-erat, sesaat...selanjutnya Sandra dengan buas membenamkan tubuh Gumay dalam dinginnya air kolam pada malam bulan purnama itu....

Di Jakarta. Eko baru saja buka ponselnya dan lihat panggilan terakhir. Dilayar ponsel itu ada miscall dari Sandra. Eko berusaha telpon balik namun tidak ada jawaban apapun. ” Reuninya jadi nggak ya? Kok enggak ada berita lagi, kemana juga Sandy, Gumay, Florence atau Yonif? Atau mereka sudah lebih dulu kesana –ketempat Sandra? ” . Eko kembali lacak ponsel dan mencari pesan SMS atau apapun tentang sahabat-sahabatnya tersebut. Dia dapatkan SMS terakhir dari Yonif ” Kita kumpul di Villa Melati Puncak . Hari Sabtu jam 5 Sore, Jangan nggak datang ya,..awas lu berani ngeles..benjol..!” Itu pesan terakhir yang Eko dapatkan yang membuatnya semakin dicekam penasaran dan rasa khawatir yang hebat berkecamuk disanubarinya.

Dari Kostnya Eko pergi dengan menggunakan mobil menuju Puncak. Jalan menuju puncak selalu macet apalagi menjelang akhir pekan, dimana saatnya bagi orang berduit dari kota Jakarta untuk berlibur dan menghabiskan uang. Hampir tengah malam Eko baru sampai di villa tersebut. Suasananya sepi sekali meskipun lampu-lampu kamar di villa itu menyala. Antara penasaran dan kekawatiran Eko menuju gerbang Villa itu dan memarkir mobil di depannya. Tanpa turunkan barang bawaan apapun Eko menuju pintu depan villa dan berusa membukanya. Anehnya pintu itu tidak terkunci dan terbuka secara gaib.....

Sementara itu...di dalam ruangan Sandra tengah bersemedi memanjatkan mantra-mantra dengan khusyu ditemarami nyala lilin, asap dupa dan bau stanggi yang menyengat....

Sementara itu di ruangan bawah tanah Florence tersadar dari pingsan...dan terkejut dapatkan tubuh Sandy yang kaku, pucat dan dingin tanpa nyawa dengan dada terburai dan mata melolot. Florence berusaha bangkit dan bebaskan diri dari tali pengikat menuju lorong sempit menuju ruang atas.....

Eko jelajahi sudut-demi sudut dan ruang demi ruang yang ada divilla tersebut. Sepi. Di sebuah ruang hanya ada televisi menyala sendiri. Di ruang lain tergeletak kamera, Eko coba ambil dan lihat kamera itu masih menyala seperti baru saja digunakan untuk merekam gambar. Semua terlihat serba aneh...semua yang ada serba mencurigakan...semua yang terlihat serba menakutkan. Hingga...disuatu ruangan Eko mencium bau stanggi dan lihat asap halus keluar dari pentilasi kamar. Eko berusaha mengintip lewat lubang kunci pintu. Diterangi lampu lilin saja kita dapat melihat samar-samar Sandra yang sedang duduk bersila khusyuk. ” Gila..siapa juga orang aneh yang ada di dalam kamar itu? Lalu kemana dan dimana mereka? Apa mungkin aku salah masuk villa? Ah...tidak mungkin, aku masih yakin betul kalau ini villa yang dimaksudkan, villa milik keluarga Sandra.....suasananya masih seperti tujuh tahun yang lalu?” Eko dipusingkan dengan pikirannya sendiri, hingga suatu saat ketika Eko akan pergi sebuah suara halus memanggilnya, ” Eko...kamu mau kemana? Mau cari teman-temanmukan?” Eko hafal benar itu suara Sandra, ” Kamu pasti Sandra...brengsek lu, jangan becanda begini dong, kalian pasti sengaja mau ngerjain gue kan, mau nakutin gue kan? Sorry...sekarang gue buka eko yang penakut kayak dulu....”. Eko kembali dekati kamar itu dan pintunya terbuka secara gaib dengan kernyit yang menyeramkan, kreekkkk. Eko dekati tubuh yang membelakanginya dan segera terka kalau dia adalah Sandra. ” Gila...sejak kapan kamu jadi cenayang begini...kamu udah jadi dukun, paranormal, orang pintar atau..tetek bengek apapun itu, bagi gue aneh aja..lucu aja..”

Saat itu Sandra sedang dirasuki setan dan kekuatan gaib yang sedang bersekutu dalam tubuhnya, maka dengan serta merta dia meraung, menyeringai dengan suara berat...” Dasar manusia bodoh, beraninya kamu datang dan ganggu persemedianku. Keluar...cepat keluar kataku!”

Antara percaya dan tidak Eko bangun dari duduk dan mundur beberapa tapak kebelakang, rupanya gadis yang ada dihadapannya kini adalah bukan Sandra yang dikenalnya dulu. Dia hanya berwujud Sandra tetapi rohnya iblis. Dan yang aneh lagi tubuh sandra melayang-layang mendekati Eko. Eko berusaha kabur, namun pintu tiba-tiba tertutup dan terkunci, braakk!. Sekuat tenaga Eko jebol pintu dan berlari keluar. Mahluk yang seolah dapat terbang itu terus mengejar Eko yang berlari menuju lantai dua. Semua pintu terkunci, jalan buntu, lampu ruangan gelap, terpaksa Eko nyalakan korek gas yang ditemukan dalam saku. Sesaat saja korek gas itu berfungsi. Eko kemudian gunakan nyala handphone sebagai penerang.

Ditempat lain ada tiga lelaki peronda tak jauh dari tempat itu.

Eko berusaha melawan mahluk buas berwujud Sandra.
Ditempat lain Florence mendengar keributan dilantai dua dan berusaha menuju ke atas dan dapatkan Eko dalam posisi terdesak. ”Eko...awassss!” ”Florence...kamukah itu..?. ”Hati-hati Eko, dia bukan sandra, dia setan. Dia sudah bunuh Sandy...mungkin juga dia sudah bunuh Yonif dan Gumay”.

Florence berusaha nyalakan lilin yang dibawanya pada sebatang kayu untuk menghalau Sandra yang berusaha menyerang Eko. Eko berusaha menghindar, kemudia tarik lengan Florence menuju tangga samping. Mahluk yang terbakar api itu terus mengejar dan hampir berhasil dapatkan Eko dan Florence. Untungnya Eko berusaha menghindar dengan jatuhkan Florence dalam dekapannya. Dan...mahluk itu terpelanting melewati jeruji pembatas tembok terjun dari lantai dua.


Reuni berakhir dengan kematian demi kematian yang mengerikan yang terjadi dalam villa tersebut terhadap sahabatnya sendiri. Semua tragedi dilakukan Sandra ketika dirinya tidak sadar dalam pengaruh mahluk gaib yang bersekutu dalam raganya.

Tetapi Eko yang datang terlambat karena harus menyelesaikan tugas kuliah berhasil selamat dan selamatkan nyawa Florence serta berhasil membongkar kejahatan Sandra dengan bantuan penduduk kampung.

Sandra tewas dengan cara yang sangat tragis, terjatuh dari lantai dua ketika bergelut dengan Eko. Maka sejak peristiwa tersebut villa itu ditutup.

Taman pekuburan. Eko dan Florence tampak khusyuk pandangi empat makam sahabatnya: Sandra, Sandy, Gumay dan Yonif.


SELESAI







CASTING CHARACTERS:

• SANDRA (Tokoh Sentral ) perempuan berusia 24 tahun, berperawakan tinggi kurus, berwajah angkuh – penuh bekas luka, narsis, agak tertutup, memiliki sorot mata yang tajam, berpenampilan sedikit unik – aneh – terkesan seram.
• SANDY ( Tokoh Pembantu ) pemuda berusia 25 tahun, bertubuh atletis, tampan dan trendy, cerdas, pandai bicara – suka merayu dan mudah bergaul.
• FLORENCE ( Tokoh Utama ) perempuan berusia 23 tahun, berperawakan proporsional, cantik, berkulit putih, modis, ceria dan sedikit ceriwis.
• EKO ( Tokoh Utama) pemuda 24 tahun, pintar namun agak tulalit, penakut dan sedikit masa bodoh.
• YONIF ( Tokoh Pembantu) pemuda berusia 24 tahun, tampan, atletis, sedikit ceriwis, suka obral janji, banyak omong dan suka pamer diri.
• GUMAY ( Tokoh Pembantu) pemuda 24 tahun, bertubuh bongsor, sedikit lamban dalam merespon, penakut, suka ngemil, terkadang bertingkah seperti banci.

Setting dan Latar Belakang Lokasi :

1. Kota Jakarta – Bogor – Puncak tahun 2008

Bekasi, Maret 2008

Majayus Irone
HP.0817754566
Email: Majayus_16@yahoo.com
Email: majayusirone@yahoo.co.id

SINETRON - SKENARIO - FILM

KONSEP FILM HOROR:
“ ONRUST “
Cerita/skenario:
Majayus Irone

Garis Besar Cerita

Cerita misteri tentang asal usul serta keberadaan hantu cantik bernama Maria mengusik rasa penasaran lima anak kota. Mereka adalah Roy (20 th), Bam (19 th), Pong (20 th), Nira(19 th) dan Dewi ( 19 th), yang kebetulan saat itu kuliahnya sedang libur dan mereka berencana menghabiskan liburan tersebut dengan tamasya ke pulau Ayer dan pulau Bidadari dikawasan Kepulauan Seribu.

Sementara itu Dewi dilarang kedua orangtuanya untuk pergi karena saat itu bertepatan dengan seratus hari kematian kakek.

“ Mau cari apa kamu pergi ke pulau angker itu? Kata orang pulau itu banyak hantunya, apalagi ditempat itu dulunya bekas penjara dan orang-orang jahat dibunuh. Kamu tahu nggak, kalau disana bertebaran kuburan tak bertuan..?” .
Dewi cuek bebek. Penjelasan apapun tidak membuat hatinya gentar, justru semua itu semakin menantang nyalinya. Dengan berbagai alasan Dewi berusaha meyakinkan mama dan papa bahwa liburan kali ini betul-betul penting, disamping untuk menghilangkan rasa lelah karena padatnya tugas kuliah, sekaligus melakukan riset kecil-kecilan untuk tugas mata kuliah budaya yang ditugaskan dosen kepadanya. Akhirnya kedua orangtua Dewi mengijinkan.

Merekapun berangkat menggunakan mobil milik Roy. Tetapi mereka menggunakan mobil hanya sampai dermaga, selanjutnya menggunakan boat menuju Pulau Ayer. Di pulau itu mereka menyewa sebuah wisma yang dijadikan sebagai base camp.

Dengan menggunakan laptop yang dibawa mereka dapat mengangkses dan mengekplor tentang keberadaan pulau Onrust yang menawan namun penuh misterius. Tetapi mereka tidak puas. Maka pada suatu siang mereka mendatangi tempat penyewaan boat dan meminta mereka untuk mengantar ke tempat tersebut. Sang pemilik boat menolak dengan alasan bahwa pulau itu angker meskipun Roy cs menawarkan bayaran berlipat. Rupanya mereka tidak kehabisan akal, melalui informasi dari seorang petugas villa Roy cs mendapatkan informasi bahwa ada boat sewaan yang bisa mengantar mereka ke pulau Onrust itu. Akhirnya mereka menemui pemilik perahu itu dan menjelang petang melakukan pelayaran.

Rupanya sore itu cuaca sedang tidak bersahabat, gelombang begitu besar dan hujan turun dengan deras bercampur kilat dan halilintar. Boat yang mereka tumpangi mendadak mati mesin padahal tidak satupun diantara mereka ada yang mengetahui cara memperbaikinya. Hal itu membuat mereka kesal dan terjadilah cekcok yang berakhir dengan baku pukul antara Roy dan Bam. Untung saja Dewi cepat melerai pertengkaran yang tidak berguna tersebut.

“ Memang kalian semua bodoh, maunya menang sendiri dan selalu menggunakan kekerasan sebagai penyelesaian masalah, padahal cara kalian itu jelas-jelas tidak berguna, dan permasalahan semakin banyak…”.

Malam itu mereka terapung ditengah lautan tak tahu arah dan tujuan. Hingga antara tertidur karena kelelahan dan lapar serta menahan dingin yang menusuk kulit hingga ketulang sumsum, mereka melihat seberkas cahaya dikejauhan. Bukan main gembiranya hati mereka, apalagi perahu seolah dibantu gelombang menuju kepada sumber cahaya tersebut.

Sekelompok orang yang tampak aneh segera membawa mereka memasuki sebuah gedung tinggi besar, lumayan megah meskipun kurang terawat baik. Mereka seperti tawanan diseret dan harus berjalan jongkok. Rupanya sekelompok orang ini adalah para penyamun yang bersembunyi dari kejaran polisi laut. Untung saja sebelum lebih lanjut sekelompok orang tadi menyandera dirinya - Roy cs berusaha melawan dan melarikan diri dalam malam ditengah hutan yang lebat tersebut. Mereka lari tunggang langgang tak tentu arah. Akhirnya mereka berpencar….

Roy, Bam dan Nira berlari satu arah dan menemukan sebuah rumah untuk mereka sembunyi.

“Kita selamat, terima kasih Tuhan. Untung gerombolan penyamun itu tidak mengejar kita..”.

Sementara itu Pong berlari entah kemana. Dewipun sendirian dalam pengejaran sekelompok penyamun yang ganas….

Roy cs perlahan masuk ke dalam gedung itu, kemudian seseorang melintas lewat, nampaknya dia pembantu dirumah itu. Di sebuah ruang kosong mereka melihat pigura dan foto-foto terpampang. Ya, jelas itu foto-foto wajah orang asing. Mereka mengira itu pasti orang-orang Belanda yang pernah mereka baca dimedia. Kemudian seorang lelaki tua (Gimin), jelas dia seorang pribumi – mengangetkan dengan kedatangannya yang misterius. Setelah berbicara sejenak, akhirnya Roy cs diperkenankan menemui pemilik rumah tersebut.


Pemiliknya adalah keluarga Belanda – seorang dokter. Mereka baik sekali dan menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi Roy cs. Setelah itu mengantar Roy cs ke kamar mereka, Roy berdua dengan Bam, sedangkan Nira sendirian di kamar yang lain.

Roy dan Bam senang bukan main, bahkan merasa seperti tinggal diistana dan menikmati seluruh fasilitasnya secara gratis. Sementara Nira yang sendiri dalam ruang yang besar dan bagus itu nampak ketakutan dan kawatir. Tak lama seorang pembantu prempuan (narsih) datang dan menjelaskan tentang seluk beluk kamar itu, serta isi dari lemari pakaian yang boleh digunakan oleh Nira jika mau ganti pakaian. Nira mencoba membuka lemari itu dengan hati takut dan simak satu demi satu yang ditemukannya, hingga dia menemukan sebuah diary di laci lemari tersebut dan mencoba membaca isinya…catatan harian Maria…


Dokter Van Mollen, adalah seorang dokter yang memimpin rumah sakit bagi penyandang kusta. Dia memiliki seorang putri remaja yang sangat cantik bernama Maria. Kehidupan keluarga itu berjalan normal meskipun sejak kematian ibunya- Maria menjadi seorang gadis yang agak pemurung. Kini mereka tinggal berdua dan ditemani beberapa pembantu.

Pada saat makan malam itulah Dokter memperkenalkan putrinya pada Roy, Bam dan Nira. Maria sangat senang meskipun hanya tersenyum dingin. Sementara Roy dan Bam berusaha menarik simpatik dengan gayanya yang dibuat-buat. Selesai acara makan malam itu Roy dan Bam membahas tentang kecantikan Maria yang membuatnya jatuh cinta, namun Nira marah karena menggap kedua lelaki itu tidak memikirkan nasib yang menimpa Pong dan Dewi.

“Habis kita mau cari kemana dan dimana? Ini malam non,..dan kita sama sekali tidak tahu medan dan kondisi tempat ini. Yah, semoga saja mereka selamat dan mengalami nasib baik seperti kita, oke? ” komentar Roy.

Malam itu ketika Bam tertidur Roy berusaha menyelinap mendekati kamar Maria. Bagai seorang pencuri Roy mengendap-endap mendekati kamar Maria, dan mengintip…

Sementara Nira tidak dapat tidur karena dicekam rasa takut dan gelisah.

Ditempat lain, Dewi terus berjalan menyusuri belukar dengan menggunakan lampu senter sebagai alat penerang. Disekilingnya hanyalah kegelapan hutan dengan bongkahan kayu, belukar dan onggokan bangkai-bangkai gedung serta sisa-sisa benteng yang runtuh.Suara-suara hewan malam yang liar, burung hantu dan cecikik kelelawar membuat suasana kian mencekam. Dewi berdoa dan membaca ayat-ayat suci sambil terus susuri puing-puing menuju seberkas cahaya dikejauhan.


Roy hendak kembali kekamarnya ketika melihat sesosok bayangan melintas diluar gedung. Roy yang penasaran melihat seperti Maria diluar sana sedang duduk memandangi bulan. Roy mendekati dan Maria menyambutnya. Mereka berbicara sejenak sebelum kemudian wajah Maria meleleh bercucuran darah. Roy terkejut hebat dan berlari menuju kamarnya, segera tidur di sisi Bam. Bam terjaga dan tanyakan sesuatu yang membuat Roy seperti habis melihat hantu.

Nira ditemani Bibik sambil bercerita, “ Dokter Van Mollen orang yang baik, saying istrinya sudah meninggal. Dan putri tunggalnya Maria mengalam depresi dan shock sejak kepergian nyonya. Oya, non Nira, pulau ini juga pernah jadi markas perang, bahkan diujung sana terdapat penjara tempat tahanan. Tak sedikt diantara mereka yang dihukum mati…”. Nira bergidik, apalgi ketika bibi meninggalkannya sendiri ki kamar….


Dewi tertidur pulas di bawah pohon, setengah tertidur dan terjaga dia melihat pembantu lelaki Dokter Van Mollen menaruh racun pada minuman dan menyerahkannya pada dokter itu. Dokter minum minuman tsb dan sejenak muntah darah, dari mulutnya keluar busa, dia mengejang dan mati kaku. Pesuruh itu tertawa puas, diseretnya mayat Van Mollen dan disimpan dalam bunker bawah tanah bersama mayat istrinya, kemudian dia menuju kamar Maria dan berusaha ingin memperkosanya. Maria berlarian berusaha mempertahankan diri, tetapi apa daya lelaki itu begitu kuat. Maria mengalami depresi dan shock berat. Hatinya hancur dan dia nyaris kehilangan ingatan….

Dewi terjaga dan lihat sekelilingnya gelap gulita. Malam semakin larut. Dewi teringat Roy, Bam, Pong dan Nira yang kini tidak berada disisinya. Seperti mendapatkan kekuatan Illahi – Dewi berusaha bangun dan mencari dimana teman-temannya berada.


Roy mendapatkan Bam sedang bercumbu dengan Maria, Dalam penglihatan Roy – Maria adalah sosok setan , maka tanpa berkata apapun Roy menghajar Bam. Bam salah faham, Terjadilah pergulatan sengit antara dua lelaki itu untuk mendapatkan perhatian Maria.

Sementara Nira tertidur gelisah, pintu kamarnya dibuka paksa oleh lelaki pembantu itu yang berusaha ingin memperkosanya. Nira berusaha berontak, kemudian bibik yang datang justru bukan menolongnya tetapi malah bersekongkol ingin mencelakainya. Nira berusaha menghindar dengan melakukan pembelaan diri sekuatnya.

Sementara Pong dikejar hantu Dokter Von Mollen dan istrinya. Pong berlarian menyususri onggokan tanah pekuburan. Pong berteriak-teriak ketakutan. Roy dan Bam yang sedang bergulat mendengar dan mengenali teriak itu. “Pong! Itu suara Pong!”. Mereka berdua tersadar, dan ketika mereka melihat pada Maria – gadis itu sudah meleleh dengan darah yang berceceran. Pong dan Bam berlarian tunggang langgang. Akhirnya mereka terjebak dalam tanah pekuburan yang gelap.


Sementara itu Nira terus berlari dari kejaran Gimin dan Narsih yang berusaha ingin menangkapnya. Nira juga terjebak ditempat yang sama dengan Roy dan Bam. Pong juga ada ditempat itu berusaha menghindari dari kejaran Von Mollen. ‘Kita terjebak, kita tidak bisa lari lagi…ini kuburan hiiyyyyy!!”.

Suasana semakin mencekam, kematian seperti berada didepan mata. Mahluk-mahluk dari alam gaib mulai bermunculan ketika Gimin berteriak-teriak memanggil, “Bangkitlah…bangkitlah…setan…bangkitlah semua penghuni alam kegelapan..bangkitlah semua arwah-arwah penasaran…aku perlu bantuanmu….”. Spontan dan dengan cara yang sporadic semua tanah pekuburan terjebol, terperosok, dari dalamnya menyembul tangan-tangan mahluk kubur berusaha menggapai kaki Roy cs yang terus berusaha menghindar.

Sementara itu Dewi yang mendengar teriakan –teriakan meminta tolong sampai ditanah pekuburan itu. Dewi melihat mahluk-mahluk dari dalam kubur bermunculan berusaha ingin menjangkaunya. Mereka terpojok dan tidak ada ruang gerak untuk melarikan diri. Hingga akhirnya Dewi teringat katak-kata pesan orangtuanya, tetapi rupanya keseratus hari kematian kakeknya membawa kejaiban bagi Dewi yang pada saat ini dia membawa kalung pemberian kakek. Gimin terkesiap begitu melihat kalung yang dikenakan Dewi mengeluarkan cahaya kebiruan. Gimin silau dan menjerit, “Tidak…tidak mungkin….tidakkkkkkkk!” teriak terakhir Gimin sebelum tubuhnya amblas masuk tanah, begitu juga Narsih meleleh bersamaan denangan mahluk lainnya….


Ditimur matahari bersinar terang, tampak Dewi cs tertidur – tergolek di atas tanah pekuburan. Di tempat itu dengan jelas tertulis di atas batu nisannya : Dokter Von Mollen, Maria Mollen.

Mereka terbangun dan alangkah terkejutnya. Hari telah siang, di ujung pantai mereka melihat boat. Mereka semua bergegas masuk boat dan siap untuk pergi, mendadak…boat tertahan….dari dalam laut muncul beberapa pasang tangan dengan kuku terjuntai tajam. Mereka menjerit!!.

Selesai

Casting Characters :

• Dewi ( Tokoh Utama) adalah gadis berumur 19 tahun, cantik, cerdas, berperawakan ramping, putih, trendy dan memiliki pendirian yang kuat serta adventuris.
• Roy (Tokoh Utama ) adalah pemuda berumur 20 tahun, tampan, cerdas, atletis, sedikit cuek/esay going dalam berpenampilan, keras kepala dan memiliki kemauan keras serta adventuris
• Bam ( Tokoh Pembantu) adalah pemuda berumur 19 tahun, agak gemuk, berambut lurus-culun, penakut, penurut namun memiliki karakter suka tantangan.
• Pong ( Tokoh Pembantu) adalah pemuda 20 tahun, tinggi kurus, berkacamata minus, sedikit narsis, agak keras kepala dan suka berdebat.
• Nira ( Tokoh Pembantu) adalah gadis muda berumur 19 tahun, cantik, sedikit pesolek, penakut, tetapi sok berani.
• Maria ( Tokoh Sentral cerita ) adalah gadis berusia 19 tahun, berkulit putih, etnis Belanda, muddy, tertutup dan dingin
• Dr. Van Mollen ( Tokoh Pembantu) lelaki berumur sekitar 50 tahun, tinggi besar, berkacamata, berkumis rapi, perlente, cerdas dan agak narsis.
• Gimin ( Tokoh Pendukung) lelaki berusia 35 tahun, pribumi, jelek, agak norak-kasar dan berpenampilan sembrono-kusut, dingin dan berwatak jahat.
• Narsih ( Tokoh Pendukung) perempuan berusia 30 tahun, pribumi, dengki – sok perhatian, licik dan bermulut sok manis tetapi ngejelimet.
• Figuran – Figuran dengan berbagai karakter.

Setting dan Latar Cerita :

1. Kota Jakarta tahun 2008
2. Pulau Onrust sekitar abad 19
Bekasi, Maret 2008

Majayus Irone
HP.0817754566
Email: Majayus_16@yahoo.com

PUISI DALAM LIPSTICK

PUISI DALAM LIPSTIK

Sebuah kumpulan puisi tentang protes, cacian, kegelisahan, cinta, panggilan jiwa, persaudaraan dan ajakan untuk bercermin. Bukan karena sombong atau sok tahu kutuliskan puisi ini, tetapi adalah teguran wajar dari seorang hamba Allah tuk fenomena yang kian melenceng. Mataku terasa sakit ketika melihat dada-dada perempuan ditelanjangkan – trenyuh menatap paha-paha dibugilkan… yang begitu indah, yang begitu mulus kenapa mesti dipajang? Yang begitu aurat harus dilelangkan?

Padahal keayuan jilbab- keindahan bertutur kata sopan begitu murah dan mudah, mengapa kian diabaikan? Menyaksikan ini semua lahir ideku tuk menulis puisi ini sekaligus membicara budaya latah-budaya sesaji harta dan sejuta fenomena.

Harapanku, dengan puisi aku pribadi menjadi sadar bahwa segala kekeliruan selama ini harus segera diganti dengan tinggalkan kezaliman yang kusindirkan. “ Puisi Dalam Lipstik” pernah dimuat dalam “Antologi Puisi Civitas Academika “ dan kini menjadi pionir dari lusinan tulisanku.

PERINGATAN !!!

Dilarang keras mengcopy, memperbanyak sebagian maupun seluruh konten dalam tulisan ini untuk tujuan komersil tanpa ijin tertulis/lisan dari penulis, kecuali untuk kepentingan pendidikan, penelitian ilmiah dengan selalu mencantum kan nama penulis dan sumber sesuai dengan kaidah dan etika penulisan ilmiah.


Majayus Irone













Puisi Dalam Lipstik

Lipstick pada bibirmu
Bukan pengubah tetapi pengindah
Seperti jilbab menghias wajah
Bukan telanjang dada- kehilangan betis paha
Dalam emansipasi kian buta

Lipstick merah meranum
Bukan pengharum tetapi penyantun
Seperti akhlak menghias langkah
Bukan cerita seprai ranjang pengantin
Memadu sekural lahirkan pil
Dalam nafas jaman kian busuk

Lipstick ukir bibirmu
Bukan sindir tetapi syair
Seperti kata selarah fakta
Bukan cerita kursi tentang sesaji harta di atas meja
Dalam budaya latah yang amat langka

Lipstick – lipstickmu berkata
Tak ada ksatria akui dosa
Dijaman serba bayar dan beli
Hanya ada muka-muka dorna
Muka-muka lama penuh misteri dan ambisi

Lipstick-lipstickmu adanya
Kadang kejujuran
Kadang kekufuran
Seperti cinta dalam cerita
Pagi ada sore sirna

Benarkah lipstickmu berkata :
Manusia kian kehilangan makna?

September 1994




Pesan Almamater Pada Semesta

Telah lama ketika,
Dunia diciptakan
Bumi dihamparkan
Dan langit dibentangkan
Mater berkata : semesta ini bukan warisan nenek moyangmu
Tetapi pinjaman dari anak cucumu
Karena kemurahan Tuhan
PadaNYA kau berhutang
padaNYA kau berpulang
maka gunakan dia sebaik kerjamu

kini tahukah kau, pagi ini Mater berlinang air mata?
Melihat pohon-pohon meranggas mati
Melihat rumahkaca-rumahkaca berdiri
Melihat hutan-hutan dilanda gergaji
Melihat sawah-sawah melahirkan bayi
Melihat sungai-sungai bercampur ragi
Melihat udara air mandi polusi
Dan melihat kau bertangan besi-kehilangan hati
Mengapa? Mengapa semesta kau biarkan lena?
Kau tukar dengan modern fana
Tidakkah? Tidakkah kau takut pada sinar agung mengancam
Bersama magnet rembulan mengangkat laut
Coba, coba kau baca kengerian ini
Betapa dekat-teramat dekat-mencegat!

Dan kini aku mengulang kata Mater:
Marilah dirikan hari ini bersama pagi
Biarkan rumput-rumput tertawa geli
Jangan biarkan kemodernan ini menggauliku lagi!
Kawan mungkinkah kau mengerti?
Jika permenunganmu hanya sepi, tanyakan padaku lagi
Tuk dengarkan cerita Mater tentang hakekat bumi ini!

Mei 1993




INSYAF

Aku hanya sepenggal nyawa
Terbang tanpa sayap
Pergi jauh tanpa biduk dan sauh
Mencari MU
Dan terus mencari
Cahaya MU
Yang sekian lama tak kusua jua

Pada bulan dan bintang kutanya
Malam bisu mengejek rapuh
Tanpa kumengerti senyumnya
Hanya angin berkata dengan bahasa sandi
Dan aku tak punya kunci

Aku gelap gulita
Terombang ambing gelombang
Dalam perahu kertas tissue

Dan saatnya aku terperangkap
Bersama kesadaran abadi
Di rumah MU
Aku tertidur - tafakur
Ditemani suara adzan
Ditemani suara MU
Memanggil!
Memanggilku kembali!

September 1993




KOTAK AMAL

(Dia hadir diantara kita, tiada yang tahu, tiada yang dengar, tiada yang melihat, tiada terpikirkan, bahkan tiada yang peduli)

Terpuruk diruang sepi
Nasibmu,
Laksana benda tak bertuan
Diukir tanpa kasih dan sayang

Ketika orang-orang enggan didekatimu

Kehadiranmu,
Mewakili ambisi suci
Berada dirumah-rumah Illahi
Namun kosong tanpa isi

Kotak amal,
Adakah rasa lelah yang kau rasa?
Ketika keberadaanmu kian diacuhkan mereka
Ketika suaramu kian sepi dari gema hati

Kotak amal,
Hanya sebuah kotak tanpa otak
Manfaatmu itu adalah amal!

Juli 1994




MISTERI PERTEMUAN

Diruangan ini
Perasaan itu bersandiwara
Ada dendam berpura cinta
Ada tangis berubah tawa
Ada benci berbalik cinta
Ada cinta berukir dusta
Ada kata tanpa makna
Ada makna tanpa kata
Lewat tatapmu – lewat senyummu
Lewat getar sanubari hanya pribadi yang tahu

Diruangan ini
Ketika kita bertemu
Ada benih yang mau lahir dari rahim kalbu yang terdalam
Cinta dan dendam
Cinta pada persahabatan nafas dan hidup
Dendam pada persekutuan mati dan dosa

Diruangan ini pula
Aku takut bersekutu dengan raja dalam dada
Yang mulai murka
Untuk itu kuminta padamu, pupuskanlah gejolak dada
Bersama hati damaimu yang permai !

April 1994





PERTARUNGAN

Aku berdiri disini
Menghadapi musuhku sebotol alcohol
Merobohkan benteng-benteng setan
Dan mendirikan rumah-rumah iman

Aku terbaring disini
Menghadapi musuhku penjaja kenikmatan
Merobohkan dosa-dosa
Dan menciptakan pahala-pahala

Kugauli kegelapan malam dengan dada setebal isi Alqur’an
Menuju siang benderang ditengah pekik kemenangan

Aku bertarung
Antara hidup dan mati
Menangkan ketaqwaan atau kedurjanaan?

April 1994





PELECEHAN DAN PELESETAN

Apakah karena terlalu banyak pelajar
Sehingga makin tak berarti pelajaran
Apakah karena terlalu banyak sarjana
Sehingga makin kendor mutu kesarjanaan

Apakah karena kita kurang gagah
Sehingga sok gagah-gagahan
Apakah karena perempuan kurang gagah
Sehingga banyak perempuan digagahi

Apakah karena kita ingin dihormati
Sehingga banyak orang makin gila hormat
Apakah perempuan meski dihormati
Sehingga makin banyak perempuan hilang kehormatan

Karena digagahi kemajuan
Karena digagahi kemandirian
Pergaulan, mode dan tetek bengek peradaban
Atau karena lelaki terlalu pede dengan dada membusung
Atau karena perempuan optimis dengan dada menggunung

Apakah terlalu banyak pria
Sehingga manusia berlomba mencari posisi priyayi
Apakah karena terlalu banyak pejabat
Sehingga manusia makin berebut kursi jabatan
Apakah karena terlalu banyak atauran peradaban
Sehingga manusia makin hilang peradaban

Atau karena manusia bukan lagi manusia
Atau karena kehidupan bukan lagi untuk kehidupan
Sehingga mereka membuat jarak, sehingga mereka kian tak berpihak
Atau ini sekedar pelecehan dan pelesetan
Sebagai bumbu kehidupan
Buah kemajuan
Hasil peradaban yang kian edan!


Juli 1994



MEDITASI

Dalam meditasi kutemukan hanya ini
Kenisbian sejati
Matahari bermakara
Bibir pantai bergincu merah
Hidup seperti bidadari telanjang
Dan politik hanya onani penguasa
Atau dramatisir demokrasi
Harta-harta jadi anus onta
Dan cinta kasih berkembang jelaga
Apa artinya ini?

Aku tak tahu hanya kian terperosok dalam lorong waktu
Dan makin sulit kutemukan Tuhan dalam wajah jaman

Yang ada hanya ini
Berlomba demi diri pribadi!

Juli 1994




PESTA DOA

Wahai !
Dengarkan ayat-ayat Tuhan
Meruntuhkan kezaliman
Berpestalah dengan doa
Terus!
Dalam langkah-langkah kehidupan
Dirikanlah mizan
Pesta dunia dengan kerja dan juang
Pesta doa dengan amal dan kebajikan
Takbirkanlah nama Tuhan

Terus !
Dalam setiap pesta-pesta dunia
Adalah juga pesta-pesta doa


Terus !
Berpestalah dengan doa
Tuk isi dunia


Agustus 1994




OOMTE

Oomte,
Perempuan-perempuan berjambang
Berjenggot dan pelihara kumis
Puting-puting susunya beku
Namanya mulai sulit disuarakan
Seperti getah karet yang siap mengental diladang

Hanya ada decak-decak penari Bali berkecak
Antara kerakusan dan tuntutan bersetubuh
Dalam istana bawah dada
Perjuangan atau emansipasi?

Orang-orang sulit memanggil
Orang-orang hanya melotot
Orang-orang hanya memandang
Ada kebekuan diwaktu itu
Hanya Tanya bayi-bayi dalam ayunan
Ibu, mana jatah tetekku?

Oomte Cuma menoleh
Tersenyum
Pergi
Ikuti panggilan jamannya

Agustus 1994





SAJAK BOCAH LEDOK

Aku sebutir debu menggenapkan gurun-MU
Aku setetes air menggenapkan laut-MU
Angin badai tikam kuda berlari
Topan rumput senyum bermain pelangi
Dipusaran angin puyuh
Atau
Samudra pasang

Aku hanya polos
Zonder badge pun lencana
Dalam syair-syair pengelana

Aku hanya koma
Zonder kata pun makna
Dalam cita-cita kebanyakan jiwa

Aku hanya bocah ledok
Sampah kekusutan
Yang menggigil ditelan malam tanpa teman
Menggelinjang aspal
Menggelinding roda-roda
Waktu
Hidup
Kemewahan
Kendaraan
Gilas nasibnya saban petang
Hingga bocah itu,
Pulang?

Agustus 1994






SAJAK BOCAH LEDOK 2

Aku berada dalam sol-sol sandal
Dalam kaleng-kaleng kosong
Dalam tong-tong sampah
Yang siap diangkut truk kepembuangan
Dilempar
Tanpa penyesalan secuilpun
Hakku seperti hak-hak disepatumu

Tikus-tikus kota yang tergilas
Di Rio de jenario
Akankah menggilas kami dinegeri sendiri?
Dengan dasi-dasimu
Dengan jari dan suaramu
Dengan kaki tangan tanpa penolakan
Resolusi
Demontrasi
Inflasi
Defaluasi
Korupsi
Kolusi
Negosiasi
Kongresi
Adalah permainan kartu domino di kasino
Bidak politik massal
Seperti as versus pion
Yang katanya solusi demi kemakmuran
Tetapi,

Aku tetap berada dalam sol-sol sandal
Hakku seperti hak-hak disepatumu

Agustus 1994




AUM SAMPAH

Setiap pagi…
Matahari datang bercadar dipadang kerontang
Angin berkipas dalam diam sepi
Bunuh nyawa-nyawa sampah
Dan tangan-tangan radikal kian nakal
Mencongkel ajal dengan gancu emosi

Mungkinkah aum kami Cuma aum macan kertas?
Dalam gumpalan sampah tanpa nyawa
Tidakkah kau iba melihat lalat merana
Kurus kering dilanda prahara

Penguasa,
Tak ada arti lagikah bagi nasib sampah
Harus enyah dan musnah
Sedang pohon kian susah kian payah
Ataukah sampah-sampah telah dinobatkan jadi musuh dunia?

Penguasa,
Tidakkah kau dengar suara sampah meminta keadilan
Aumnya kian lemah
Tak berdaya
Kian pasrah
Atau memang mesti punah?

November 1993




SIKLUS

Kekasih…
Nasib hidup seperti hantu yang selalu berteman dengan kegelapan
Seperti huruf X dengan misterinya
Kegetiran dan kegersangan
Hati manusia kian kering kerontang
Dihempas topan nurani
Jerit-jerit keluar dari batu cadas tanpa gema
Tiada pula tempat berteduh dalam jurang-jurang Ngarai Sihanok
Atau desah sedih Lembah Beliem
Hidup kian terasing di Pulau On Rust
Dam makin terdesak di Nusa Bungin
Air mata membeku jadi kristal dalam tangis hujan semalam
Doamu hanya ditelan mega yang tersenyum
Kadang hidup kadang mati

Kekasih…
Terimalah siklus hidup dan mati
Bagai roda-roda pabrik yang gosong dibakar modernisasi
Tiada kasih lagi
Tiada senyum lagi
Siklus berjalan tanpa asa apa-apa
Dan dia lahir tanpa bapak ibu
Itulah diriku
Itulah dirimu
Itulah kita
Berputar bersama roda-roda yang tak pernah jemu
Setiap nafas waktu
Tanpa henti dan tanpa mau dihentikan !

Agustus 1994




KEMENANGAN ANGIN

Malam ini pesta itu berlangsung di puncak kebencian
Yang kian majal
Sorak sorai manusia angin melangit
Penari-penari bugil lenggang lenggok jajakan kemaluan
Pada ular-ular tanah
Ditemani penguasa-penguasa kuburan
Yang kian gemuk dengan darah dan bau busuk bangkai saudaranya
Mata-mata mereka menjulur panjang
Sejauh cita-citanya digantung

Saku-saku celana dan jas penuh duri-duri keringat
Dan tenaga pekerja pabrik yang diperas
Mereka tertawa dengan seringai serigala
Mengaum memisahkan waktu siang dan malam
Dalam pestanya malam ini

Dan pagi tiba mereka sirna
Bersama tanah merah pekuburan
Tanpa sarapan roti dan hasil kerjanya
Mereka pergi tanpa sempat mendeposit kebajikan secuilpun
Pergi seperti asap pabriknya !
Pergi seperti angin kentutnya !

Agustus 1994



KUBURAN 1

Kuburan-kuburan itu menjulang
Megah dan indah
Dengan nisan pualam
Sepi tak kenal waktu
Antara sisi-sisinya hampir sepuluh pintu dan jendela
Dengan ratusan kristal kaca
Dan dua tiga pelayan siap datang
Ketika suara panggilan tiba

Kuburan-kuburan itu tak ubahnya sorga
Tempat berpesta membuang kasih sayang
Dengan arak yang harum
Dengan wts yang cantik
Atau dengan segala selera kejahatan yang menidurkan ingatan

Dalam kuburan itu
Mereka dikerangkeng oleh impian


KUBURAN 2

Kuburan-kuburan it terus – terus dibangun
Berlantai keramik, ditingkat, ber- AC dan wangi harum bunga setaman
Bergelantungan lampu kristal dengan kerlap-kerlip bintang buatan
Manusia berdansa dansi didalamnya
Membuang cinta
Memburu nafsu
Mengumbar kasih sayang semalaman
Tak kenal waktu sepi

Kuburan-kuburan itu jadi sorga tempat melelangkan impian
Dalam kuburan itu segala seremonial
Kuburan impian setiap insan kepalsuan

KUBURAN 3

Kuburan-kuburan it terus diperbanyak
Sebagai tempat persemaian mimpi-mimpi
Sudahkah engkau membangun seperti mereka?
Atau kau tengah membangunnya untuk diri sendiri
Anak-anak serta keluarga
Dengan aneka bentuk sesuai selera
Yang mengkristal dalam kepala
Tuk lantunkan nyanyian kesepian
Atau panjatkan doa kebathilan

Kuburan-kuburan itu
Adalah perhiasan daripada kesombongan
Keserakahan, egoisme, ataupun harga diri
Kebanyakan manusia dialam fana
Kuburan-kuburan itu menjadi tempat pelelangan kemauan

Sepetember 1994



C E M O N G

Wajah kita penuh guratan pena
Seperti tembok yang digraffiti dengan aneka warna
Ada cela, dosa, nista dan pahala

Tetapi sayang,
Manusia terlalu pandai mewarnai siluet
Dengan warna-warna menyala
Dan jadinya,
Kian banyak manusia mati dengan warna-warna terluka!
Seperti jelaga
Seperti gondola
Seperti niskala
Seperti potret yang luntur
Seperti gambar bocah TK
Seperti cemong dikuali kita !

Oktober 1994



C I N T A 1

Cinta itu suci seperti mata bayi
Jernih setulus senyum Bunda Maria
Dan kokoh seagung hati Biara
Tanpa noda-noda

Sekarang mengapa kita mengenal cinta dalam berbagai warna?
Hanyalah kesalahan manusia
Hanyalah kesalahan jaman
Hanyalah kesalahan manusia dan jaman
Hanyalah kesalahan manusia diperkosa jaman

Sekarang mengapa kita melihat cinta dengan berbagai duka?
Hanyalah kesalahan emosi
Hanyalah kesalahan ambisi
Hanyalah kesalahan gengsi
Hanyalah kesalahan nurani-nurani
Yang dibius rasa iri dengki

Cinta hanya Tuhan yang punya
Kita hanyalah penikmat cinta !


C I N T A 2

Mana cinta itu
Dimana cinta berada
Dalam dada? Dalam kepala? Di atas mega?
Ah…
Cinta itu tiap waktu kita habiskan
Diranjang-ranjang peraduan
Dilobi-lobi pergaulan
Dibuku-buku diary harian
Dibasa-basi keseharian
Dan disegala sudut kehidupan
Tak sadar kita jauh terkapar
Untung…
Karena kemurahan Tuhan
Cinta itu selalu datang
Jika Tuhan tak sudi lagi padamu,
Kemana kan kau cari cinta itu?
Dikuburan-kuburan?
Diberhala-berhala?
Dipendosa-pendosa?
Atau,
Kembali merengek pada NYA ?

Oktober 1994




H A L T E

Nafsu adalah samudra yang tak pernah jenuh
Oleh aliran selaksa mata air
Selama dosa masih tertidur dikandangnya
Selama pahala hanya jadi dongeng
Mana kutahu batas perjalanan?
Apakah dihalte ini,
Aku berhenti dimana puluhan – ratusan – ribuan – jutaan orang
Singgah tuk dapatkan bus yang siap membawa ke negeri impian
Sorga dan neraka!

Dan akankah kami kuasai halte ini,
Sementara mereka kian sontak berebut harga diri

Halte ini
Tempat menunggu bus yang siap membawa ke negeri impian
Penuh goretan graffiti !

II

Halte ini,
Yang mestinya kuhinggapi untuk menunggu bus yang siap membawa ke negeri impian
Kian penuh graffiti
Dirusak tangan-tangan komersial

Tuhan,
Salahkah aku yang tak kuasa melindungi karyaMU?
Salahkah aku yang tak kuasa memelihara karuniaMU?
Kekhawatiranku kian tiba,
Ketika bus yang membawa kenegeri impian membawaku kepada MU
Masih adakah halte terakhir bagiku?
Seperti halte MU yang kini penuh goretan graffiti keteledoranku.

Oktober 1994



CEMBURU DAN KENYATAAN

Hak asasi manusia yang tiap waktu kau dengungkan
Hanya ada dalam berita, pikiran dan angan-angan
Nyatanya HAM kian hari kian ham-ham

Bukankah hidup dan mati milik Tuhan?
Kenapa banyak pemboikotan dan peyatiman
Kenapa banya tangan-tangan liar penjagal ajal
Dimanakah hak asasi manusia yang selalu kau dengungkan?
Kemana harus kami cari keadilan
Karena kebenaran bukanlah kenyataan
Hanyalah kepahitan
Hanyalah kegetiran
Dalam hidup dalam mimpi

Katanya dunia milik manusia
Nyatanya milik manusia pintar
Penguasa adalah yang kaya
Penguasa adalah yang jaya
Inikah kenyataan, dibalik hak asasi yang kau dengungkan?

Atau Cuma obsesi para penguasa
Memancing kami cemburu sepanjang masa

Pada kenyataan yang ada
Nyatanya HAM kian hari kian ham-ham !

Oktober 1993



DOA SEORANG MAHASISWA FRUSTASI

Tuhan berilah aku sayap
Biar aku dapat terbang datang ke kampus ini
Aku bosan mengukur aspal
Aku bosan melihat kemacetan
Aku bosan menghitung jumlah dan merek kendaraan
Dan aku sudah sangat bosan berdiskusi dengan kenek omprengan
Soal ongkos
Dalam jalan aspal yang penuh jerawat

Tuhan… aku pinta dosenku sakit hari ini
Biar aku dapat bercanda dengan Noni yang centil
Aku bosan dengar ceramah-ceramah
Aku bosan makan rumus-rumus yang tak pernah bikin kenyang
Dan aku sudah sangat bosan membaca tagihan hutang
Di papan pengumuman
Yang berbunyi : lunasi uang kuliah anda, atau anda dicutikan dengan sangat sengaja!

Tuhan, aku ingin kebaikan MU
Berilah dosen rasa bahagia setiap hari
Agar dia tak cepat marah
Berilah dosen gaji yang tinggi setiap hari
Agar dia tak cepat menulis angka menakutkan

Tuhan… jika sekali ini saja adalah mukjizat
Betapa bahagianya aku
Dan aku akan lebih bahagia lagi
Jika para petugas TU lupa menagih hutang kuliahku!

Oktober 94



SURAT BUAT PACAR TERSAYANG

Pacarku Cemong tersayang
Engkau memang cantik jika dibandingkan nenekku
Aku tahu, banyak pria tergila-gila padamu
Terutama mereka yang memang gila
Lantaran, sikapmu yang lincah bak bola bekel
Dan wajahmu yang manis seperti dodol

Aku tahu hanya kau yang punya cirri khas didunia ini
Yaitu bau ketekmu yang bikin pingsan orang se RT
Atau senyum bibirmu yang do-er itu
Yang selalu mengundang lalat untuk menjilat
Serta pesona sebaris gigimu yang kuning
Menambah baunya hari-hari kita
Itupun adalah pesona terindah bagi penyandang tuna netra

Sayang, setiap malam aku selalu berdoa kepada Tuhan
Semoga dirimu cepat wafat saja
Biar tak terganggu hari-hariku

Sayang, jauh-jauh hari rindu ini kusimpan
Nanti, ingin kuledakkan dijidatmu yang jenong
Biar kamu tahu, betapa besarnya kangenku pada tantemu

Sayang,
Jika kau bersedia, malam jum’at aku ingin menantangmu
Kalau tak percaya belahlah dadaku
Disana akan kau lihat betapa besar hutangku
Disana akan terpampang wajah monyet mirip kamu

Pacarku Cemong tersayang
Dengarlah rayuan pulau kelapa ini
Hadapi kenyataan dengan maju tak gentar
Tahukah kamu perasaan apa yang kini kulakoni?
Baca ini seribu kali : I want to kill you !

Oktober 1993



MALAMKU DI KOTAMU

Malam ini awal perjalanan
Dalam riak gelombang pertama kutinggal
Malamku di kotamu terasa beda
Dalam sunyi seperti ini
Tak terdengar kumandang ayat-ayat Qur’an dibaca orang
Atau suara bocah cadel mengeja Zus’ama
Padahal malammu terang gemintang

Malamku di kotamu terasa hampa
Tak ada suara tasbih disunyi malam
Tak ada kalimat salam ketika kita bertemu muka
Dalam pertemuan demi pertemuan muka

Ya, malammu bukan malamku
Disini aku patuh pada manusia pencipta malam
Disini malam bukan lagi malam biasa
Malam bukan lagi gelap semata
Adalah sorga dan neraka yang tiap waktu kau cipta
Lewat tingkah polah – tutur sapa basi
Dan aku percaya sudah
Bahwa malamku disini bukan malamku disana
Yang barokah!
Yang taqwa!
Penuh persaudaraan dan salam
Serta puji Tuhan

Februari 1993





TANDA – TANDA KEZALIMAN

Saudaraku yang (ingin) dimulyakan Allah
Dengarlah cerita ini,
Fakta jujur yang lebih dari perasaanku dan perasaanmu
Adalah cerita,
Betapa banyak wanita yang kehilangan betis paha
Tanpa terasa
Betapa banyak pria berdosa menjadi waria
Betapa banyak kaum ibu mahal air susunya
Betapa banyak kaum pasutri lupa salah satunya
Dan…betapa banyak manusia lupa Tuhanya!

Adalah tentang tanda-tanda bejatnya moral
Tanda-tanda lemahnya akal
Tanda-tanda mundurnya iman
Tanda-tanda runtuhnya islam
Tanda-tanda majunya zaman kearah tenggelam

Karena itu saudaraku,
Ajaklah hatimu berlalu dari madu
Kembali kejalan Allah
Karena sebenarnya betapa banyak hutang yang kau tanggung
Yaitu pada orang-orang yang meredam murka Allah
Meredam tanda-tanda kezaliman

Februari 1993



KULKAS

Dunia adalah kulkas
Kita baru saja lahir dari dalamnya
Dan tugas kita adalah mencairkan:
Peradaban-peradaban dan jiwa-jiwa beku

Andai tahu ada disorga
Siapa mau lahir ke dunia
Kelahiran yang merugi karena kelalaian Adam
Kelahiran yang merugi karena kemanjaan Hawa
Dan kita adalah penerus untuk mencairkan dosa
Jiwa-jiwa beserta nurani-nurani
Karena hidup ini adalah penjernihan jiwa
Karena hidup ini adalah pencairan jiwa
Dan kematian pembususkan raga
Dan kematian pembekuan jiwa

Dunia adalah kulkas
Yang siap membekukan yang ada
Membekukan suara-suara kita
Membekukan daya upaya kita
Serta membekukan kehidupan kita
Tuk melupakan NYA

Maret 1994




M A R G I N

Seorang kekasih gelisah
Karena kehilangan senyum pacarnya
Seorang ibu yang menangis
Karena meninggal anak bayinya
Seorang pejabat kebingungan
Karena masa pensiunnya
Atau sekelompok simpatisan hilang arah
Karena kepergian pemimpinnya
Kita menangis dan berduka

Tetapi mereka…
Mereka tertawa
Berpesta
Berfoya
Bersulang
Walau kehilangan Tuhannya!

Sebenarnya ada margin dan beda antara kita
Mereka hanya punya Rahman
Tetapi kita memiliki Rahman dan Rahim

Juni 1994



MENCARI TUHAN

Mencari Tuhan
Lama sudah kulakukan
Ingin kukenal rupa MU
Seperti siapa?
Ingin kukenal wujud MU
Seperti apa?
Anginkah
Bulankah
Apikah
Bintangkah
Gunungkah
Mataharikah
Atau belantara
Jagad raya
Selalu berakhir Tanya

Mencari MU
Kesana kemari
Dalam jagaku, saat tidurku
Dimanakah Engkau
Kemana kutanya asa
Kemana kubawa langkah

Mencari MU
Hingga aku datang dirumah MU
Dalam sujudku
Dalam do’aku
Kupelajari lewat suara MU
Al’Qur’an
Kupelajari lewat nadi MU
Aku ingin mengenal MU
Seutuhnya

Mencari MU
Kutemukan
Tak jauh
Dalam hatiku – iman
Dalam aktifitasku – taqwa
Kutemukan Engkau
Rabb- ku !

November 2002

“setiap orang memiliki perasaan, karena itu peliharalah perasaanmu untuk tidak melukai perasaan orang lain” ( M.Yus, Januari 2003).

“seperti apapun nama yang kau sandang adalah anugerah dan pemberian yang harus dihargai, karena namamu pada hakikatnya menggambarkan sejarah masa lalu dan melukiskan mimpi-mimpi dimasa yang akan dating” ( M. Yus, Januari 2003).



KACA MATA ZAMAN

Lihatlah dan tengoklah!
Zaman kita telah bangun
Dari mimpi indah
Menghadapi mimpi buruk

Lihatlah… wanita semakin banyak kehilangan susu, betis dan paha, tanpa dirasa
Tengoklah…pria semakin gemulai tingkahnya, bersolek –saingi rivalnya
Bukankah dunia ini sedang mimpi buruk?

Kacamata zaman banyak melihat
Kacamata zaman bukan untuk dilihat
Tetapi adalah peralat
Pengisyarat
Atau katanya dalam bisu diam
Mbo ya, manusia kudu insyaf!

Januari 1993



MANUSIA

Manusia kian kehilangan makna
Semakin banyak manusia yang bukan lagi dirinya
Manusia bukan lagi nuraninya
Hanya bentuknya
Manusia Cuma bentuk manusia
Hatinya entah apa

Kejujuran adalah manusia
Hati baginya cermin
Dan perbuatan baginya ibadah

November 1992

“bicara yang paling menyenangkan adalah;berbicara dengan orang yang kita tahu hobinya”



DEMI MU

Perjalanan ini tiada batas
Tetapi, aku tak berniat mengurungkan langkah
Dan kutahu tantangan tiada habis
Kini lebih kupastikan tekad baja

Demi- MU aku pantang menyerah
Bukan Demi Moore buatku gila
Demi MU aku pantang kalah
Bukan Demi Moore buatku pasrah
Tapi demi MU
Bukan pula seribu demikian?
Demi MU
Yang amat lekat dalam jiwa

Januari 1991



SEHARUSNYA…

Seharusnya,
Tubuh bagus itu milik kita
Kaum muslimin dan muslimah
Darahnya adalah kebenaran
Tulangnya niat yang suci
Dan dagingnya adalah ibadah

Kaum muslimin dan muslimah
Nafasnya adalah persaudaraan
Gerak-geriknya ukhuwah
Senyumnya kalimat salaam
Tatap matanya maaf lahir bathin

Tubuh bagus itu milik kita
Berselimut iman
Bersandar pada Al-Quran dan Al-Hadits
Diamnya taqwa pada Allah
Hatinya raja yang bijaksana

Tubuh bagus itu milik kita
Seharusnya,

Maret 1993



MEMANDANG WAJAH DALAM CERMIN RETAK

Sekarang ini patut kita berkaca
Melihat seperti apa wajah kita
Adalah…sebuah wajah penuh luka
Kulit wajah yang penuh angkara
Airmata yang mengalir bersama polusi
Atau desah nafas yang kian beracun
Tak indah lagi
Tak cantik lagi

Tenaga dan isi jiwa kian punah
Kemeja dan celana penuh daki iri dengki
Kutu tak lagi lestari dalam rimba kepala
Bahkan belantara rambut kian gersang dibongkar
Dimanakah aku melayang
Dan persis siapa aku sekarang
Bisik hati…
Yang selalu penuh prihatin tetapi lebih besar serakah
Dialah bumi ini yang kian rusak durjana

Maret 1993




MARI MEMBACA PENGALAMAN

Saudaraku: muslimin dan muslimah
Tiba sudah saatnya sekian waktu menunggu
Marilah kita baca bersama catatan dilangit
Dan lukisan di atas bumi

Saudaraku…
Marilah kita melihat sekian banyak wanita
Kehilangan betis, susu dan paha tanpa terasa
Marilah kita lihat sekian banyak pria
Kehilangan perkasa dan jadi waria
Marilah kita telaah gambar-gambar kebejatan moral
Marilah kita simak obrolan penuh ghibah

Saudaraku…
Andai kita tak menutup mata
Betapa bejatnya dunia sudah
Betapa congkaknya hati manusia
Saudaraku…
Marilah kita bersatupadu dalam keimanan
Menyusuri jalan tobat sebelum terlambat
Marilah! Marilah!
Pegang tanganku dalam jalinan ukhuwah islamiyah
Dalam satu tujuan taqwa pada Allah!

Maret 1993



September…
Gempa bumi porakporandakan Tasikmalaya, Garut dan sekitarnya
Ratusan jiwa melayang sudah
Ratusan harta benda musnah

Akhir September…
Bumi Gadang dilanda musibah
Gempa bumi kembali meminta jatah
Ratusan jiwa dan kematian

September…
Gempa juga melanda hampir seluruh wilayah kita
Negeri tetangga, Fillipina dan Vietnam dilanda topan badai Ketsana
Sebagian Amerika diguncang gempa
Tuhan…ada maksud apa dibalik semua gempa?

Seharusnya, kita bertanya dan mencari jawabnya!

Bekasi, 02 Oktober 2009