Pages

10/08/2009

PUISI DALAM LIPSTICK

PUISI DALAM LIPSTIK

Sebuah kumpulan puisi tentang protes, cacian, kegelisahan, cinta, panggilan jiwa, persaudaraan dan ajakan untuk bercermin. Bukan karena sombong atau sok tahu kutuliskan puisi ini, tetapi adalah teguran wajar dari seorang hamba Allah tuk fenomena yang kian melenceng. Mataku terasa sakit ketika melihat dada-dada perempuan ditelanjangkan – trenyuh menatap paha-paha dibugilkan… yang begitu indah, yang begitu mulus kenapa mesti dipajang? Yang begitu aurat harus dilelangkan?

Padahal keayuan jilbab- keindahan bertutur kata sopan begitu murah dan mudah, mengapa kian diabaikan? Menyaksikan ini semua lahir ideku tuk menulis puisi ini sekaligus membicara budaya latah-budaya sesaji harta dan sejuta fenomena.

Harapanku, dengan puisi aku pribadi menjadi sadar bahwa segala kekeliruan selama ini harus segera diganti dengan tinggalkan kezaliman yang kusindirkan. “ Puisi Dalam Lipstik” pernah dimuat dalam “Antologi Puisi Civitas Academika “ dan kini menjadi pionir dari lusinan tulisanku.

PERINGATAN !!!

Dilarang keras mengcopy, memperbanyak sebagian maupun seluruh konten dalam tulisan ini untuk tujuan komersil tanpa ijin tertulis/lisan dari penulis, kecuali untuk kepentingan pendidikan, penelitian ilmiah dengan selalu mencantum kan nama penulis dan sumber sesuai dengan kaidah dan etika penulisan ilmiah.


Majayus Irone













Puisi Dalam Lipstik

Lipstick pada bibirmu
Bukan pengubah tetapi pengindah
Seperti jilbab menghias wajah
Bukan telanjang dada- kehilangan betis paha
Dalam emansipasi kian buta

Lipstick merah meranum
Bukan pengharum tetapi penyantun
Seperti akhlak menghias langkah
Bukan cerita seprai ranjang pengantin
Memadu sekural lahirkan pil
Dalam nafas jaman kian busuk

Lipstick ukir bibirmu
Bukan sindir tetapi syair
Seperti kata selarah fakta
Bukan cerita kursi tentang sesaji harta di atas meja
Dalam budaya latah yang amat langka

Lipstick – lipstickmu berkata
Tak ada ksatria akui dosa
Dijaman serba bayar dan beli
Hanya ada muka-muka dorna
Muka-muka lama penuh misteri dan ambisi

Lipstick-lipstickmu adanya
Kadang kejujuran
Kadang kekufuran
Seperti cinta dalam cerita
Pagi ada sore sirna

Benarkah lipstickmu berkata :
Manusia kian kehilangan makna?

September 1994




Pesan Almamater Pada Semesta

Telah lama ketika,
Dunia diciptakan
Bumi dihamparkan
Dan langit dibentangkan
Mater berkata : semesta ini bukan warisan nenek moyangmu
Tetapi pinjaman dari anak cucumu
Karena kemurahan Tuhan
PadaNYA kau berhutang
padaNYA kau berpulang
maka gunakan dia sebaik kerjamu

kini tahukah kau, pagi ini Mater berlinang air mata?
Melihat pohon-pohon meranggas mati
Melihat rumahkaca-rumahkaca berdiri
Melihat hutan-hutan dilanda gergaji
Melihat sawah-sawah melahirkan bayi
Melihat sungai-sungai bercampur ragi
Melihat udara air mandi polusi
Dan melihat kau bertangan besi-kehilangan hati
Mengapa? Mengapa semesta kau biarkan lena?
Kau tukar dengan modern fana
Tidakkah? Tidakkah kau takut pada sinar agung mengancam
Bersama magnet rembulan mengangkat laut
Coba, coba kau baca kengerian ini
Betapa dekat-teramat dekat-mencegat!

Dan kini aku mengulang kata Mater:
Marilah dirikan hari ini bersama pagi
Biarkan rumput-rumput tertawa geli
Jangan biarkan kemodernan ini menggauliku lagi!
Kawan mungkinkah kau mengerti?
Jika permenunganmu hanya sepi, tanyakan padaku lagi
Tuk dengarkan cerita Mater tentang hakekat bumi ini!

Mei 1993




INSYAF

Aku hanya sepenggal nyawa
Terbang tanpa sayap
Pergi jauh tanpa biduk dan sauh
Mencari MU
Dan terus mencari
Cahaya MU
Yang sekian lama tak kusua jua

Pada bulan dan bintang kutanya
Malam bisu mengejek rapuh
Tanpa kumengerti senyumnya
Hanya angin berkata dengan bahasa sandi
Dan aku tak punya kunci

Aku gelap gulita
Terombang ambing gelombang
Dalam perahu kertas tissue

Dan saatnya aku terperangkap
Bersama kesadaran abadi
Di rumah MU
Aku tertidur - tafakur
Ditemani suara adzan
Ditemani suara MU
Memanggil!
Memanggilku kembali!

September 1993




KOTAK AMAL

(Dia hadir diantara kita, tiada yang tahu, tiada yang dengar, tiada yang melihat, tiada terpikirkan, bahkan tiada yang peduli)

Terpuruk diruang sepi
Nasibmu,
Laksana benda tak bertuan
Diukir tanpa kasih dan sayang

Ketika orang-orang enggan didekatimu

Kehadiranmu,
Mewakili ambisi suci
Berada dirumah-rumah Illahi
Namun kosong tanpa isi

Kotak amal,
Adakah rasa lelah yang kau rasa?
Ketika keberadaanmu kian diacuhkan mereka
Ketika suaramu kian sepi dari gema hati

Kotak amal,
Hanya sebuah kotak tanpa otak
Manfaatmu itu adalah amal!

Juli 1994




MISTERI PERTEMUAN

Diruangan ini
Perasaan itu bersandiwara
Ada dendam berpura cinta
Ada tangis berubah tawa
Ada benci berbalik cinta
Ada cinta berukir dusta
Ada kata tanpa makna
Ada makna tanpa kata
Lewat tatapmu – lewat senyummu
Lewat getar sanubari hanya pribadi yang tahu

Diruangan ini
Ketika kita bertemu
Ada benih yang mau lahir dari rahim kalbu yang terdalam
Cinta dan dendam
Cinta pada persahabatan nafas dan hidup
Dendam pada persekutuan mati dan dosa

Diruangan ini pula
Aku takut bersekutu dengan raja dalam dada
Yang mulai murka
Untuk itu kuminta padamu, pupuskanlah gejolak dada
Bersama hati damaimu yang permai !

April 1994





PERTARUNGAN

Aku berdiri disini
Menghadapi musuhku sebotol alcohol
Merobohkan benteng-benteng setan
Dan mendirikan rumah-rumah iman

Aku terbaring disini
Menghadapi musuhku penjaja kenikmatan
Merobohkan dosa-dosa
Dan menciptakan pahala-pahala

Kugauli kegelapan malam dengan dada setebal isi Alqur’an
Menuju siang benderang ditengah pekik kemenangan

Aku bertarung
Antara hidup dan mati
Menangkan ketaqwaan atau kedurjanaan?

April 1994





PELECEHAN DAN PELESETAN

Apakah karena terlalu banyak pelajar
Sehingga makin tak berarti pelajaran
Apakah karena terlalu banyak sarjana
Sehingga makin kendor mutu kesarjanaan

Apakah karena kita kurang gagah
Sehingga sok gagah-gagahan
Apakah karena perempuan kurang gagah
Sehingga banyak perempuan digagahi

Apakah karena kita ingin dihormati
Sehingga banyak orang makin gila hormat
Apakah perempuan meski dihormati
Sehingga makin banyak perempuan hilang kehormatan

Karena digagahi kemajuan
Karena digagahi kemandirian
Pergaulan, mode dan tetek bengek peradaban
Atau karena lelaki terlalu pede dengan dada membusung
Atau karena perempuan optimis dengan dada menggunung

Apakah terlalu banyak pria
Sehingga manusia berlomba mencari posisi priyayi
Apakah karena terlalu banyak pejabat
Sehingga manusia makin berebut kursi jabatan
Apakah karena terlalu banyak atauran peradaban
Sehingga manusia makin hilang peradaban

Atau karena manusia bukan lagi manusia
Atau karena kehidupan bukan lagi untuk kehidupan
Sehingga mereka membuat jarak, sehingga mereka kian tak berpihak
Atau ini sekedar pelecehan dan pelesetan
Sebagai bumbu kehidupan
Buah kemajuan
Hasil peradaban yang kian edan!


Juli 1994



MEDITASI

Dalam meditasi kutemukan hanya ini
Kenisbian sejati
Matahari bermakara
Bibir pantai bergincu merah
Hidup seperti bidadari telanjang
Dan politik hanya onani penguasa
Atau dramatisir demokrasi
Harta-harta jadi anus onta
Dan cinta kasih berkembang jelaga
Apa artinya ini?

Aku tak tahu hanya kian terperosok dalam lorong waktu
Dan makin sulit kutemukan Tuhan dalam wajah jaman

Yang ada hanya ini
Berlomba demi diri pribadi!

Juli 1994




PESTA DOA

Wahai !
Dengarkan ayat-ayat Tuhan
Meruntuhkan kezaliman
Berpestalah dengan doa
Terus!
Dalam langkah-langkah kehidupan
Dirikanlah mizan
Pesta dunia dengan kerja dan juang
Pesta doa dengan amal dan kebajikan
Takbirkanlah nama Tuhan

Terus !
Dalam setiap pesta-pesta dunia
Adalah juga pesta-pesta doa


Terus !
Berpestalah dengan doa
Tuk isi dunia


Agustus 1994




OOMTE

Oomte,
Perempuan-perempuan berjambang
Berjenggot dan pelihara kumis
Puting-puting susunya beku
Namanya mulai sulit disuarakan
Seperti getah karet yang siap mengental diladang

Hanya ada decak-decak penari Bali berkecak
Antara kerakusan dan tuntutan bersetubuh
Dalam istana bawah dada
Perjuangan atau emansipasi?

Orang-orang sulit memanggil
Orang-orang hanya melotot
Orang-orang hanya memandang
Ada kebekuan diwaktu itu
Hanya Tanya bayi-bayi dalam ayunan
Ibu, mana jatah tetekku?

Oomte Cuma menoleh
Tersenyum
Pergi
Ikuti panggilan jamannya

Agustus 1994





SAJAK BOCAH LEDOK

Aku sebutir debu menggenapkan gurun-MU
Aku setetes air menggenapkan laut-MU
Angin badai tikam kuda berlari
Topan rumput senyum bermain pelangi
Dipusaran angin puyuh
Atau
Samudra pasang

Aku hanya polos
Zonder badge pun lencana
Dalam syair-syair pengelana

Aku hanya koma
Zonder kata pun makna
Dalam cita-cita kebanyakan jiwa

Aku hanya bocah ledok
Sampah kekusutan
Yang menggigil ditelan malam tanpa teman
Menggelinjang aspal
Menggelinding roda-roda
Waktu
Hidup
Kemewahan
Kendaraan
Gilas nasibnya saban petang
Hingga bocah itu,
Pulang?

Agustus 1994






SAJAK BOCAH LEDOK 2

Aku berada dalam sol-sol sandal
Dalam kaleng-kaleng kosong
Dalam tong-tong sampah
Yang siap diangkut truk kepembuangan
Dilempar
Tanpa penyesalan secuilpun
Hakku seperti hak-hak disepatumu

Tikus-tikus kota yang tergilas
Di Rio de jenario
Akankah menggilas kami dinegeri sendiri?
Dengan dasi-dasimu
Dengan jari dan suaramu
Dengan kaki tangan tanpa penolakan
Resolusi
Demontrasi
Inflasi
Defaluasi
Korupsi
Kolusi
Negosiasi
Kongresi
Adalah permainan kartu domino di kasino
Bidak politik massal
Seperti as versus pion
Yang katanya solusi demi kemakmuran
Tetapi,

Aku tetap berada dalam sol-sol sandal
Hakku seperti hak-hak disepatumu

Agustus 1994




AUM SAMPAH

Setiap pagi…
Matahari datang bercadar dipadang kerontang
Angin berkipas dalam diam sepi
Bunuh nyawa-nyawa sampah
Dan tangan-tangan radikal kian nakal
Mencongkel ajal dengan gancu emosi

Mungkinkah aum kami Cuma aum macan kertas?
Dalam gumpalan sampah tanpa nyawa
Tidakkah kau iba melihat lalat merana
Kurus kering dilanda prahara

Penguasa,
Tak ada arti lagikah bagi nasib sampah
Harus enyah dan musnah
Sedang pohon kian susah kian payah
Ataukah sampah-sampah telah dinobatkan jadi musuh dunia?

Penguasa,
Tidakkah kau dengar suara sampah meminta keadilan
Aumnya kian lemah
Tak berdaya
Kian pasrah
Atau memang mesti punah?

November 1993




SIKLUS

Kekasih…
Nasib hidup seperti hantu yang selalu berteman dengan kegelapan
Seperti huruf X dengan misterinya
Kegetiran dan kegersangan
Hati manusia kian kering kerontang
Dihempas topan nurani
Jerit-jerit keluar dari batu cadas tanpa gema
Tiada pula tempat berteduh dalam jurang-jurang Ngarai Sihanok
Atau desah sedih Lembah Beliem
Hidup kian terasing di Pulau On Rust
Dam makin terdesak di Nusa Bungin
Air mata membeku jadi kristal dalam tangis hujan semalam
Doamu hanya ditelan mega yang tersenyum
Kadang hidup kadang mati

Kekasih…
Terimalah siklus hidup dan mati
Bagai roda-roda pabrik yang gosong dibakar modernisasi
Tiada kasih lagi
Tiada senyum lagi
Siklus berjalan tanpa asa apa-apa
Dan dia lahir tanpa bapak ibu
Itulah diriku
Itulah dirimu
Itulah kita
Berputar bersama roda-roda yang tak pernah jemu
Setiap nafas waktu
Tanpa henti dan tanpa mau dihentikan !

Agustus 1994




KEMENANGAN ANGIN

Malam ini pesta itu berlangsung di puncak kebencian
Yang kian majal
Sorak sorai manusia angin melangit
Penari-penari bugil lenggang lenggok jajakan kemaluan
Pada ular-ular tanah
Ditemani penguasa-penguasa kuburan
Yang kian gemuk dengan darah dan bau busuk bangkai saudaranya
Mata-mata mereka menjulur panjang
Sejauh cita-citanya digantung

Saku-saku celana dan jas penuh duri-duri keringat
Dan tenaga pekerja pabrik yang diperas
Mereka tertawa dengan seringai serigala
Mengaum memisahkan waktu siang dan malam
Dalam pestanya malam ini

Dan pagi tiba mereka sirna
Bersama tanah merah pekuburan
Tanpa sarapan roti dan hasil kerjanya
Mereka pergi tanpa sempat mendeposit kebajikan secuilpun
Pergi seperti asap pabriknya !
Pergi seperti angin kentutnya !

Agustus 1994



KUBURAN 1

Kuburan-kuburan itu menjulang
Megah dan indah
Dengan nisan pualam
Sepi tak kenal waktu
Antara sisi-sisinya hampir sepuluh pintu dan jendela
Dengan ratusan kristal kaca
Dan dua tiga pelayan siap datang
Ketika suara panggilan tiba

Kuburan-kuburan itu tak ubahnya sorga
Tempat berpesta membuang kasih sayang
Dengan arak yang harum
Dengan wts yang cantik
Atau dengan segala selera kejahatan yang menidurkan ingatan

Dalam kuburan itu
Mereka dikerangkeng oleh impian


KUBURAN 2

Kuburan-kuburan it terus – terus dibangun
Berlantai keramik, ditingkat, ber- AC dan wangi harum bunga setaman
Bergelantungan lampu kristal dengan kerlap-kerlip bintang buatan
Manusia berdansa dansi didalamnya
Membuang cinta
Memburu nafsu
Mengumbar kasih sayang semalaman
Tak kenal waktu sepi

Kuburan-kuburan itu jadi sorga tempat melelangkan impian
Dalam kuburan itu segala seremonial
Kuburan impian setiap insan kepalsuan

KUBURAN 3

Kuburan-kuburan it terus diperbanyak
Sebagai tempat persemaian mimpi-mimpi
Sudahkah engkau membangun seperti mereka?
Atau kau tengah membangunnya untuk diri sendiri
Anak-anak serta keluarga
Dengan aneka bentuk sesuai selera
Yang mengkristal dalam kepala
Tuk lantunkan nyanyian kesepian
Atau panjatkan doa kebathilan

Kuburan-kuburan itu
Adalah perhiasan daripada kesombongan
Keserakahan, egoisme, ataupun harga diri
Kebanyakan manusia dialam fana
Kuburan-kuburan itu menjadi tempat pelelangan kemauan

Sepetember 1994



C E M O N G

Wajah kita penuh guratan pena
Seperti tembok yang digraffiti dengan aneka warna
Ada cela, dosa, nista dan pahala

Tetapi sayang,
Manusia terlalu pandai mewarnai siluet
Dengan warna-warna menyala
Dan jadinya,
Kian banyak manusia mati dengan warna-warna terluka!
Seperti jelaga
Seperti gondola
Seperti niskala
Seperti potret yang luntur
Seperti gambar bocah TK
Seperti cemong dikuali kita !

Oktober 1994



C I N T A 1

Cinta itu suci seperti mata bayi
Jernih setulus senyum Bunda Maria
Dan kokoh seagung hati Biara
Tanpa noda-noda

Sekarang mengapa kita mengenal cinta dalam berbagai warna?
Hanyalah kesalahan manusia
Hanyalah kesalahan jaman
Hanyalah kesalahan manusia dan jaman
Hanyalah kesalahan manusia diperkosa jaman

Sekarang mengapa kita melihat cinta dengan berbagai duka?
Hanyalah kesalahan emosi
Hanyalah kesalahan ambisi
Hanyalah kesalahan gengsi
Hanyalah kesalahan nurani-nurani
Yang dibius rasa iri dengki

Cinta hanya Tuhan yang punya
Kita hanyalah penikmat cinta !


C I N T A 2

Mana cinta itu
Dimana cinta berada
Dalam dada? Dalam kepala? Di atas mega?
Ah…
Cinta itu tiap waktu kita habiskan
Diranjang-ranjang peraduan
Dilobi-lobi pergaulan
Dibuku-buku diary harian
Dibasa-basi keseharian
Dan disegala sudut kehidupan
Tak sadar kita jauh terkapar
Untung…
Karena kemurahan Tuhan
Cinta itu selalu datang
Jika Tuhan tak sudi lagi padamu,
Kemana kan kau cari cinta itu?
Dikuburan-kuburan?
Diberhala-berhala?
Dipendosa-pendosa?
Atau,
Kembali merengek pada NYA ?

Oktober 1994




H A L T E

Nafsu adalah samudra yang tak pernah jenuh
Oleh aliran selaksa mata air
Selama dosa masih tertidur dikandangnya
Selama pahala hanya jadi dongeng
Mana kutahu batas perjalanan?
Apakah dihalte ini,
Aku berhenti dimana puluhan – ratusan – ribuan – jutaan orang
Singgah tuk dapatkan bus yang siap membawa ke negeri impian
Sorga dan neraka!

Dan akankah kami kuasai halte ini,
Sementara mereka kian sontak berebut harga diri

Halte ini
Tempat menunggu bus yang siap membawa ke negeri impian
Penuh goretan graffiti !

II

Halte ini,
Yang mestinya kuhinggapi untuk menunggu bus yang siap membawa ke negeri impian
Kian penuh graffiti
Dirusak tangan-tangan komersial

Tuhan,
Salahkah aku yang tak kuasa melindungi karyaMU?
Salahkah aku yang tak kuasa memelihara karuniaMU?
Kekhawatiranku kian tiba,
Ketika bus yang membawa kenegeri impian membawaku kepada MU
Masih adakah halte terakhir bagiku?
Seperti halte MU yang kini penuh goretan graffiti keteledoranku.

Oktober 1994



CEMBURU DAN KENYATAAN

Hak asasi manusia yang tiap waktu kau dengungkan
Hanya ada dalam berita, pikiran dan angan-angan
Nyatanya HAM kian hari kian ham-ham

Bukankah hidup dan mati milik Tuhan?
Kenapa banyak pemboikotan dan peyatiman
Kenapa banya tangan-tangan liar penjagal ajal
Dimanakah hak asasi manusia yang selalu kau dengungkan?
Kemana harus kami cari keadilan
Karena kebenaran bukanlah kenyataan
Hanyalah kepahitan
Hanyalah kegetiran
Dalam hidup dalam mimpi

Katanya dunia milik manusia
Nyatanya milik manusia pintar
Penguasa adalah yang kaya
Penguasa adalah yang jaya
Inikah kenyataan, dibalik hak asasi yang kau dengungkan?

Atau Cuma obsesi para penguasa
Memancing kami cemburu sepanjang masa

Pada kenyataan yang ada
Nyatanya HAM kian hari kian ham-ham !

Oktober 1993



DOA SEORANG MAHASISWA FRUSTASI

Tuhan berilah aku sayap
Biar aku dapat terbang datang ke kampus ini
Aku bosan mengukur aspal
Aku bosan melihat kemacetan
Aku bosan menghitung jumlah dan merek kendaraan
Dan aku sudah sangat bosan berdiskusi dengan kenek omprengan
Soal ongkos
Dalam jalan aspal yang penuh jerawat

Tuhan… aku pinta dosenku sakit hari ini
Biar aku dapat bercanda dengan Noni yang centil
Aku bosan dengar ceramah-ceramah
Aku bosan makan rumus-rumus yang tak pernah bikin kenyang
Dan aku sudah sangat bosan membaca tagihan hutang
Di papan pengumuman
Yang berbunyi : lunasi uang kuliah anda, atau anda dicutikan dengan sangat sengaja!

Tuhan, aku ingin kebaikan MU
Berilah dosen rasa bahagia setiap hari
Agar dia tak cepat marah
Berilah dosen gaji yang tinggi setiap hari
Agar dia tak cepat menulis angka menakutkan

Tuhan… jika sekali ini saja adalah mukjizat
Betapa bahagianya aku
Dan aku akan lebih bahagia lagi
Jika para petugas TU lupa menagih hutang kuliahku!

Oktober 94



SURAT BUAT PACAR TERSAYANG

Pacarku Cemong tersayang
Engkau memang cantik jika dibandingkan nenekku
Aku tahu, banyak pria tergila-gila padamu
Terutama mereka yang memang gila
Lantaran, sikapmu yang lincah bak bola bekel
Dan wajahmu yang manis seperti dodol

Aku tahu hanya kau yang punya cirri khas didunia ini
Yaitu bau ketekmu yang bikin pingsan orang se RT
Atau senyum bibirmu yang do-er itu
Yang selalu mengundang lalat untuk menjilat
Serta pesona sebaris gigimu yang kuning
Menambah baunya hari-hari kita
Itupun adalah pesona terindah bagi penyandang tuna netra

Sayang, setiap malam aku selalu berdoa kepada Tuhan
Semoga dirimu cepat wafat saja
Biar tak terganggu hari-hariku

Sayang, jauh-jauh hari rindu ini kusimpan
Nanti, ingin kuledakkan dijidatmu yang jenong
Biar kamu tahu, betapa besarnya kangenku pada tantemu

Sayang,
Jika kau bersedia, malam jum’at aku ingin menantangmu
Kalau tak percaya belahlah dadaku
Disana akan kau lihat betapa besar hutangku
Disana akan terpampang wajah monyet mirip kamu

Pacarku Cemong tersayang
Dengarlah rayuan pulau kelapa ini
Hadapi kenyataan dengan maju tak gentar
Tahukah kamu perasaan apa yang kini kulakoni?
Baca ini seribu kali : I want to kill you !

Oktober 1993



MALAMKU DI KOTAMU

Malam ini awal perjalanan
Dalam riak gelombang pertama kutinggal
Malamku di kotamu terasa beda
Dalam sunyi seperti ini
Tak terdengar kumandang ayat-ayat Qur’an dibaca orang
Atau suara bocah cadel mengeja Zus’ama
Padahal malammu terang gemintang

Malamku di kotamu terasa hampa
Tak ada suara tasbih disunyi malam
Tak ada kalimat salam ketika kita bertemu muka
Dalam pertemuan demi pertemuan muka

Ya, malammu bukan malamku
Disini aku patuh pada manusia pencipta malam
Disini malam bukan lagi malam biasa
Malam bukan lagi gelap semata
Adalah sorga dan neraka yang tiap waktu kau cipta
Lewat tingkah polah – tutur sapa basi
Dan aku percaya sudah
Bahwa malamku disini bukan malamku disana
Yang barokah!
Yang taqwa!
Penuh persaudaraan dan salam
Serta puji Tuhan

Februari 1993





TANDA – TANDA KEZALIMAN

Saudaraku yang (ingin) dimulyakan Allah
Dengarlah cerita ini,
Fakta jujur yang lebih dari perasaanku dan perasaanmu
Adalah cerita,
Betapa banyak wanita yang kehilangan betis paha
Tanpa terasa
Betapa banyak pria berdosa menjadi waria
Betapa banyak kaum ibu mahal air susunya
Betapa banyak kaum pasutri lupa salah satunya
Dan…betapa banyak manusia lupa Tuhanya!

Adalah tentang tanda-tanda bejatnya moral
Tanda-tanda lemahnya akal
Tanda-tanda mundurnya iman
Tanda-tanda runtuhnya islam
Tanda-tanda majunya zaman kearah tenggelam

Karena itu saudaraku,
Ajaklah hatimu berlalu dari madu
Kembali kejalan Allah
Karena sebenarnya betapa banyak hutang yang kau tanggung
Yaitu pada orang-orang yang meredam murka Allah
Meredam tanda-tanda kezaliman

Februari 1993



KULKAS

Dunia adalah kulkas
Kita baru saja lahir dari dalamnya
Dan tugas kita adalah mencairkan:
Peradaban-peradaban dan jiwa-jiwa beku

Andai tahu ada disorga
Siapa mau lahir ke dunia
Kelahiran yang merugi karena kelalaian Adam
Kelahiran yang merugi karena kemanjaan Hawa
Dan kita adalah penerus untuk mencairkan dosa
Jiwa-jiwa beserta nurani-nurani
Karena hidup ini adalah penjernihan jiwa
Karena hidup ini adalah pencairan jiwa
Dan kematian pembususkan raga
Dan kematian pembekuan jiwa

Dunia adalah kulkas
Yang siap membekukan yang ada
Membekukan suara-suara kita
Membekukan daya upaya kita
Serta membekukan kehidupan kita
Tuk melupakan NYA

Maret 1994




M A R G I N

Seorang kekasih gelisah
Karena kehilangan senyum pacarnya
Seorang ibu yang menangis
Karena meninggal anak bayinya
Seorang pejabat kebingungan
Karena masa pensiunnya
Atau sekelompok simpatisan hilang arah
Karena kepergian pemimpinnya
Kita menangis dan berduka

Tetapi mereka…
Mereka tertawa
Berpesta
Berfoya
Bersulang
Walau kehilangan Tuhannya!

Sebenarnya ada margin dan beda antara kita
Mereka hanya punya Rahman
Tetapi kita memiliki Rahman dan Rahim

Juni 1994



MENCARI TUHAN

Mencari Tuhan
Lama sudah kulakukan
Ingin kukenal rupa MU
Seperti siapa?
Ingin kukenal wujud MU
Seperti apa?
Anginkah
Bulankah
Apikah
Bintangkah
Gunungkah
Mataharikah
Atau belantara
Jagad raya
Selalu berakhir Tanya

Mencari MU
Kesana kemari
Dalam jagaku, saat tidurku
Dimanakah Engkau
Kemana kutanya asa
Kemana kubawa langkah

Mencari MU
Hingga aku datang dirumah MU
Dalam sujudku
Dalam do’aku
Kupelajari lewat suara MU
Al’Qur’an
Kupelajari lewat nadi MU
Aku ingin mengenal MU
Seutuhnya

Mencari MU
Kutemukan
Tak jauh
Dalam hatiku – iman
Dalam aktifitasku – taqwa
Kutemukan Engkau
Rabb- ku !

November 2002

“setiap orang memiliki perasaan, karena itu peliharalah perasaanmu untuk tidak melukai perasaan orang lain” ( M.Yus, Januari 2003).

“seperti apapun nama yang kau sandang adalah anugerah dan pemberian yang harus dihargai, karena namamu pada hakikatnya menggambarkan sejarah masa lalu dan melukiskan mimpi-mimpi dimasa yang akan dating” ( M. Yus, Januari 2003).



KACA MATA ZAMAN

Lihatlah dan tengoklah!
Zaman kita telah bangun
Dari mimpi indah
Menghadapi mimpi buruk

Lihatlah… wanita semakin banyak kehilangan susu, betis dan paha, tanpa dirasa
Tengoklah…pria semakin gemulai tingkahnya, bersolek –saingi rivalnya
Bukankah dunia ini sedang mimpi buruk?

Kacamata zaman banyak melihat
Kacamata zaman bukan untuk dilihat
Tetapi adalah peralat
Pengisyarat
Atau katanya dalam bisu diam
Mbo ya, manusia kudu insyaf!

Januari 1993



MANUSIA

Manusia kian kehilangan makna
Semakin banyak manusia yang bukan lagi dirinya
Manusia bukan lagi nuraninya
Hanya bentuknya
Manusia Cuma bentuk manusia
Hatinya entah apa

Kejujuran adalah manusia
Hati baginya cermin
Dan perbuatan baginya ibadah

November 1992

“bicara yang paling menyenangkan adalah;berbicara dengan orang yang kita tahu hobinya”



DEMI MU

Perjalanan ini tiada batas
Tetapi, aku tak berniat mengurungkan langkah
Dan kutahu tantangan tiada habis
Kini lebih kupastikan tekad baja

Demi- MU aku pantang menyerah
Bukan Demi Moore buatku gila
Demi MU aku pantang kalah
Bukan Demi Moore buatku pasrah
Tapi demi MU
Bukan pula seribu demikian?
Demi MU
Yang amat lekat dalam jiwa

Januari 1991



SEHARUSNYA…

Seharusnya,
Tubuh bagus itu milik kita
Kaum muslimin dan muslimah
Darahnya adalah kebenaran
Tulangnya niat yang suci
Dan dagingnya adalah ibadah

Kaum muslimin dan muslimah
Nafasnya adalah persaudaraan
Gerak-geriknya ukhuwah
Senyumnya kalimat salaam
Tatap matanya maaf lahir bathin

Tubuh bagus itu milik kita
Berselimut iman
Bersandar pada Al-Quran dan Al-Hadits
Diamnya taqwa pada Allah
Hatinya raja yang bijaksana

Tubuh bagus itu milik kita
Seharusnya,

Maret 1993



MEMANDANG WAJAH DALAM CERMIN RETAK

Sekarang ini patut kita berkaca
Melihat seperti apa wajah kita
Adalah…sebuah wajah penuh luka
Kulit wajah yang penuh angkara
Airmata yang mengalir bersama polusi
Atau desah nafas yang kian beracun
Tak indah lagi
Tak cantik lagi

Tenaga dan isi jiwa kian punah
Kemeja dan celana penuh daki iri dengki
Kutu tak lagi lestari dalam rimba kepala
Bahkan belantara rambut kian gersang dibongkar
Dimanakah aku melayang
Dan persis siapa aku sekarang
Bisik hati…
Yang selalu penuh prihatin tetapi lebih besar serakah
Dialah bumi ini yang kian rusak durjana

Maret 1993




MARI MEMBACA PENGALAMAN

Saudaraku: muslimin dan muslimah
Tiba sudah saatnya sekian waktu menunggu
Marilah kita baca bersama catatan dilangit
Dan lukisan di atas bumi

Saudaraku…
Marilah kita melihat sekian banyak wanita
Kehilangan betis, susu dan paha tanpa terasa
Marilah kita lihat sekian banyak pria
Kehilangan perkasa dan jadi waria
Marilah kita telaah gambar-gambar kebejatan moral
Marilah kita simak obrolan penuh ghibah

Saudaraku…
Andai kita tak menutup mata
Betapa bejatnya dunia sudah
Betapa congkaknya hati manusia
Saudaraku…
Marilah kita bersatupadu dalam keimanan
Menyusuri jalan tobat sebelum terlambat
Marilah! Marilah!
Pegang tanganku dalam jalinan ukhuwah islamiyah
Dalam satu tujuan taqwa pada Allah!

Maret 1993



September…
Gempa bumi porakporandakan Tasikmalaya, Garut dan sekitarnya
Ratusan jiwa melayang sudah
Ratusan harta benda musnah

Akhir September…
Bumi Gadang dilanda musibah
Gempa bumi kembali meminta jatah
Ratusan jiwa dan kematian

September…
Gempa juga melanda hampir seluruh wilayah kita
Negeri tetangga, Fillipina dan Vietnam dilanda topan badai Ketsana
Sebagian Amerika diguncang gempa
Tuhan…ada maksud apa dibalik semua gempa?

Seharusnya, kita bertanya dan mencari jawabnya!

Bekasi, 02 Oktober 2009

No comments:

Post a Comment